Senin, 29 September 2025

Penerimaan Siswa Baru

Kisah 5 SD di Banten hingga Semarang Minim Pendaftar, Kondisi Sekolah Jadi Alasan

Sejumlah sekolah dasar Banten hingga Semarang mengalami krisis murid berdasarkan dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025.

Penulis: timtribunsolo
Editor: Sri Juliati
TRIBUNJABAR.ID/JAENAL ABIDIN
SPMB DI JABAR - Ilustrasi ruang kelas. Sejumlah sekolah swasta di Jawa Barat mengaku kesulitan mencari siswa baru untuk tahun ajaran 2025/2026. Sejumlah sekolah dasar Banten hingga Semarang mengalami krisis murid berdasarkan dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025. 

Hingga SPMB 2025 berakhir, sekolah yang dipimpin Feni Febryani Zaman ini hanya mendapatkan 18 calon murid baru. 

Rinciannya, 5 calon murid dari pendaftaran online dan sisanya, 13 siswa melalui pendaftaran offline.

"Sekarang sudah ada 18 murid baru, jumlah terus bertambah. Jadi buat saya, saya akan menerima yang daftar offline maupun online demi anak-anak itu sekolah semua," kata Feni pada Jumat (11/7/2025), dikutip dari TribunJabar.id

Kondisi sepinya pendaftar karena kebanyakan orang tua siswa menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lokasi berdekatan dengan SDN 120 Kota Baru.

3. SDN Bugangan 02, Semarang

Minimnya siswa baru juga terjadi di SDN Bugangan 02, Semarang. Pada tahap 1 pendaftaran siswa baru, sekolah hanya mendapatkan 4 pendaftar dengan 3 siswa yang melakukan daftar ulang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala SDN Bugangan 02, Semarang, Tri Yuliastuti Tungga Dewi dikutip dari TribunJateng.com.

"Empat itu pun yang daftar ulang hanya tiga karena satunya itu miskomunikasi, kami infokan, tapi tidak aktif nomor HP-nya. Setelah itu baru datang ke sekolah H plus berapa, sehingga tidak diterima," ungkapnya. 

Setelah kabar kurangnya murid tersebut viral, ia mengatakan terdapat 19 data siswa yang sempat tertampung. 

Dari 19 calon siswa tersebut, sudah ada lima hingga enam yang dipastikan mendaftar ulang. Beberapa lainnya sudah terlanjur mendaftar ke sekolah swasta.

"Mungkin dari 19 yang sempat kami tampung itu ada yang lari ke sekolah lain. Kami juga tidak menyalahkan, karena kondisi sekolah kami juga masih membangun. Memang secara infrastruktur, kami yang paling minim," jelasnya.

"Orang tua juga pasti akan melihat fisik bangunan sekolah seperti apa, sehingga yang 19 tadi menyusut, tidak seperti yang kami bayangkan," imbuhnya.

Menurut Tri, penyebab sekolahnya minim pendaftar karena berdekatan dengan kawasan usaha pertokoan atau industri.

Meski kuota target belum terpenuhi, tapi pihak sekolah tetap optimis bisa mendapatkan 10 hingga 15 siswa pada tahun ajaran baru 2025/2026.

4. SDN Taraman, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan