Senin, 29 September 2025

Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

Autopsi Kedua Juliana Marins: Keluarga Bertaruh Harapan untuk Menguak Kebenaran Tragedi Rinjani

Autopsi kedua Juliana Marins digelar di Brasil. Keluarga ingin mengungkap kebenaran atas tragedi pendakian Gunung Rinjani, Indonesia.

Editor: Glery Lazuardi
Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa
PENDAKIT RINJANI JATUH - (Kanan) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025) dan (Kiri) Tangkapan layar video pendaki Rinjani jatuh, Sabtu (21/6/2025). Pendaki tersebut merupakan Juliana Marins (27) warga negara (WN) Brasil. Jenazah Juliana Marins diserahkan ke keluarga setelah autopsi kedua di Brasil, dalam upaya mencari kebenaran kematiannya di Gunung Rinjani. 

Namun, ia baru berhasil ditemukan dan dievakuasi empat hari kemudian, pada Rabu, 25 Juni. 

Kabut tebal, medan curam, dan keterbatasan fasilitas disebut sebagai penyebab keterlambatan penyelamatan.

Pengunjung lain di Taman Nasional Rinjani menyatakan minimnya jalur evakuasi dan ketiadaan informasi keselamatan sebagai faktor risiko besar. Tak ada tali pengaman, tak ada rambu peringatan, dan tak ada prosedur evakuasi cepat yang siap digunakan dalam keadaan darurat.

Reaksi Gubernur NTB: Waktunya Evaluasi Menyeluruh

Menanggapi insiden yang menyita perhatian internasional ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan akan melakukan evaluasi total terhadap tata kelola pendakian di Rinjani.

Fokus utama adalah pembenahan SOP vertical rescue, pengadaan alat keselamatan, serta kemungkinan kerja sama pemanfaatan helikopter untuk misi darurat.

Dalam pertemuan dengan praktisi seperti Disyon Toba (Consina) dan Harry Suliztiarto (Asosiasi Rope Access Indonesia), disepakati bahwa perubahan istilah dari “trekking” ke “mountaineering” harus dilakukan agar wisatawan memahami betapa ekstremnya pendakian di Rinjani.

Selain itu, Harry menyarankan pembentukan tim evakuasi internal TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani) agar tidak hanya mengandalkan SAR sebagai back-up. Ia juga menekankan perlunya pemasangan tali pengaman di jalur berbahaya, dan sosialisasi sistem peringatan dini bagi para pendaki.

Juliana yang Dicintai: Sebuah Nama untuk Jalur Favoritnya

Di Niterói, kota asal Juliana, duka masyarakat menyatu dalam bentuk penghormatan. Wali Kota Rodrigo Nevesmengumumkan bahwa jalur dan titik pandang di Pantai Sossego, tempat favorit Juliana, akan dinamai sesuai namanya.

“Juliana sangat mencintai Niterói. Kami ingin mengenang semangat dan keceriaannya. Semoga Tuhan menghibur dan memberkati keluarganya,” tulis Neves di media sosial.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan