Selasa, 7 Oktober 2025

Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

'Putri Kami Mati Ditelantarkan', Keluarga Juliana Marins Tuntut Keadilan Usai Anak Tewas di Rinjani

Keluarga Juliana Marins tuntut keadilan usai putri mereka tewas di Rinjani. Autopsi ulang di Brasil diharapkan ungkap kebenaran.

Editor: Glery Lazuardi
Dok. Ali Musthofa via GLOBO/Instagram @ajulianamarins
JULIANA MARINS - Jenazah Juliana Marins saat tiba di Bandara Guarulhos, Brasil. Autopsi ulang akan dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian sebenarnya. 

Keluarga juga menyalahkan pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang dianggap lambat dalam memberikan respons setelah laporan hilangnya Juliana diterima.

“Koordinator taman terlambat menghubungi tim penyelamat,” tegas Manoel.

Baca juga: Sosok Pendonasi Rp1,54 Miliar untuk Agam Rinjani Pengevakuasi Juliana Marins, Kini Dibatalkan

Jenazah Dievakuasi, Autopsi Pertama Timbulkan Pertanyaan

Jenazah Juliana berhasil dievakuasi dari lereng Gunung Rinjani pada Rabu, 25 Juni 2025.

Autopsi pertama dilakukan di sebuah rumah sakit di Bali dua hari kemudian. 

Hasil autopsi menyebut Juliana mengalami trauma tumpul pada dada dan punggung yang menyebabkan kerusakan organ dalam dan pendarahan hebat.

Namun keluarga merasa kecewa karena hasil autopsi tersebut justru terlebih dahulu diumumkan kepada media lokal sebelum mereka menerima salinannya.

“Kami dipanggil ke rumah sakit untuk menerima dokumen, tapi media sudah duluan tahu. Ini sungguh keterlaluan,” ujar Mariana Marins, kakak Juliana.

Autopsi Ulang di Brasil: Mencari Keadilan dan Kepastian

Tak puas dengan hasil autopsi awal, keluarga akhirnya meminta autopsi ulang di Brasil.

Jenazah Juliana tiba di Bandara Internasional Guarulhos, São Paulo, pada Selasa, 1 Juli 2025. 

Pemerintah Brasil melalui Advogado-Geral da União (AGU) telah menyatakan akan melakukan autopsi ulang secara sukarela.

Autopsi dijadwalkan berlangsung maksimal enam jam setelah jenazah tiba di tanah air.

Proses dilakukan di São Paulo sebelum jenazah diterbangkan ke kampung halaman Juliana di Niterói.

Glaucio de Lima e Castro, Jaksa Wilayah II Brasil, menyatakan bahwa pemerintah federal mengawal kasus ini secara ketat.

“Kami ingin memastikan permintaan keluarga dapat dijalankan dengan cepat dan efisien,” ujarnya.

Rapat koordinasi virtual antara AGU, Defensoria Pública da União (DPU), dan perwakilan negara bagian Rio de Janeiro digelar untuk menentukan lokasi dan rincian teknis proses autopsi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved