Jumat, 3 Oktober 2025

Pembunuhan Sadis di Tegal, Pelaku Dibekuk Saat Makan Nasi Goreng

Pembunuhan dipicu rasa jengkel pelaku terhadap korban yang tidak henti mengejar anak perempuannya meski keduanya sama-sama sudah berkeluarga

Editor: Eko Sutriyanto
Tribun Jateng/Desta Leila Kartika
TUNJUKKAN BARANG BUKTI: Kapolres Tegal AKBP Bayu Prasatyo (dua kiri), bersama Wakapolres Tegal Kompol M Iskandarsyah (dua kanan), Kasatreskrim Polres Tegal AKP Luis Beltran Krisnandhita Marissing (ujung kiri) dan Kasi Humas Polres Tegal Ipda Komarudin (ujung kanan), menunjukkan barang bukti saat konferensi pers Ungkap Kasus Pembunuhan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Desa Timbangreja, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal berlokasi di Gedung Tantya Sudhirajati, Senin (30/6/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, TEGAL – Sebuah tragedi berdarah mengguncang warga Desa Timbangreja, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jateng, Kamis (26/6/2025) malam.

Pria lansia berinisial AM (64) harus meregang nyawa akibat amukan tetangganya, TA (68).

Di balik peristiwa mengenaskan itu, terungkap motif yang mencerminkan obsesi cinta sepihak yang terus-menerus memicu ketegangan.

Kapolres Tegal AKBP Bayu Prasatyo mengatakan, pembunuhan dipicu rasa jengkel pelaku terhadap korban yang tidak henti mengejar anak perempuannya meski keduanya sama-sama sudah berkeluarga.

“Korban berulang kali mendatangi rumah anak tersangka, padahal sudah ditegur berkali-kali bahkan pintu rumah sempat dirusak karena ingin masuk,” kata AKBP Bayu dalam konferensi pers, Senin (30/6/2025).

Dugaan hubungan terlarang pun sempat mencuat di tengah masyarakat.

Baca juga: Tragedi Maut 3 Pemuda Tewas di Banjarmasin, Ini 5 Alasan Miras Jadi Pemicu Pembunuhan

Namun hasil penyelidikan memastikan, korban tidak pernah memiliki relasi khusus dengan anak pelaku.

Semua tindakan korban terjadi secara sepihak.

Ia seolah tak peduli bahwa anak pelaku sudah bersuami yang bekerja merantau di Jakarta.

Tersangka TA berkali-kali menegur korban agar berhenti datang, tetapi permintaan itu diabaikan.

Merasa harga diri keluarganya diinjak, tersangka akhirnya kehilangan kendali emosi.

“Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku perbuatannya spontan. Dia merasa malu dan tertekan karena terus mendengar kabar anaknya diganggu,” ujar AKP Luis Beltran Krisnandhita Marissing, Kasatreskrim Polres Tegal.

Emosi Memuncak di Malam Sepi

Malam kejadian, emosi TA memuncak ketika melihat korban berdiri di depan rumah anaknya.

Setelah sempat kembali ke pos ronda, tersangka membawa balok kayu dan menghampiri korban.

Pemukulan brutal pun terjadi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved