Perkelahian Maut di Banjarmasin
Tragedi Maut 3 Pemuda Tewas di Banjarmasin, Ini 5 Alasan Miras Jadi Pemicu Pembunuhan
Minuman keras, yang kian marak beredar secara ilegal, menjadi salah satu pemicu utama berbagai tindak kekerasan
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN — Deretan tragedi berdarah kembali mencoreng wajah Kalimantan Selatan, Minggu (29/6/2025) dini hari.
Tiga pemuda meregang nyawa dalam perkelahian maut di kawasan Jalan Bawang Merah Raya, Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara yang awalnya dipicu miras.
Ketiga korban telah teridentifikasi: Muhammad Fadil (18), warga Jalan Kampung Melayu RT 01, meninggal di tempat akibat luka tusuk di perut; Muhammad Rizaldi (22), warga Jalan Kampung Melayu RT 01, tewas di lokasi dengan luka tusuk di pinggang dan pipi kiri dan Muhammad Reno (17), warga Jalan Veteran Gang Sanga Lima, sempat dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya meninggal akibat luka di dada dan perut.
Minuman keras, yang kian marak beredar secara ilegal, menjadi salah satu pemicu utama berbagai tindak kekerasan, mulai dari perkelahian antarpemuda, penganiayaan dalam rumah tangga, hingga tabrakan maut.
Menurut data Polda Kalsel, sepanjang periode Januari–Mei 2025, tercatat 2.445 kasus kejahatan konvensional, naik sekitar 6,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, empat kasus pembunuhan diduga kuat dipicu konsumsi alkohol, sementara dua kasus tabrak lari fatal juga melibatkan pengemudi yang terbukti dalam pengaruh miras.
Baca juga: Perkelahian Maut di Sungai Andai Banjarmasin Menewaskan 3 Pemuda, Berawal Pestra Miras
Saat ini miras dan narkoba adalah dua sumber dominan penyulut kekerasan di wilayah ini.
Dirangkum dari berbagai sumber setidaknya ada mengapa kasus pembunuhan sering diawali pesta minuman keras di Kalsel.
- Pengaruh Alkohol terhadap Pengendalian Diri
Miras mengandung alkohol yang memengaruhi kerja otak, terutama bagian yang mengatur kontrol emosi dan perilaku sehingga saat orang mabukkemampuan menilai situasi jadi tumpul, rasa takut dan pertimbangan risiko berkurang hingga dari awalnya emosi kecil seperti cemburu, tersinggung bisa tersulut dan meledak jadi kekerasan.
2. Lingkungan Sosial dan Budaya Nongkrong
Di banyak daerah, termasuk beberapa wilayah di Kalsel, pesta miras dilakukan sebagai ajang kumpul tanpa adanya pengawasan pihak berwenang.
Terkadang melibatkan kelompok dengan masalah konflik yang sudah lama sehingga dalam suasana mabuk, cekcok kecil lebih mudah berubah jadi perkelahian fatal.
3. Faktor Ekonomi dan Pendidikan
Sebagian kasus kriminalitas setelah pesta miras berkaitan dengan tingkat pendidikan rendah, sehingga keterampilan menyelesaikan konflik secara damai minim.
Kemudian ekonomi yang membuat frustrasi cepat tersulut saat mabuk.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.