Minggu, 5 Oktober 2025

Wapres Gibran Panen Raya Kopi Ijen di Bondowoso, Petani Diimbau Jaga Mutu

Wapres menekankan pentingnya peran petani dalam menjaga mutu kopi nasional dan Pemerintah akan terus mengawal penyediaan benih unggul

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Erik S
Istimewa
JAGA MUTU KOPI - Wakil Presiden Gibran Rakabuming mengikuti kegiatan Panen Raya Kopi Ijen di Java Coffee Estate, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur Selasa (24/06/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Asta Cita Prabowo-Gibran. 

TRIBUNNEWS.COM, BONDOWOSO - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengikuti kegiatan Panen Raya Kopi Ijen di Java Coffee Estate, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur Selasa (24/06/2025). 

Kunjungan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Asta Cita Prabowo-Gibran, khususnya dalam pilar penguatan UMKM dan peningkatan daya saing produk lokal di pasar global.

Kegiatan ini juga menunjukkan dukungan pemerintah pusat terhadap penguatan sektor perkebunan, khususnya kopi sebagai komoditas unggulan Indonesia di pasar dunia.

Baca juga: Respons Wapres Gibran Dengar Curhatan Petani Kopi di Bondowoso yang Mengeluh soal Harga hingga Pupuk

“Saya kira kopi kita sudah mendunia. Indonesia adalah produsen kopi terbesar keempat di dunia. Tugas kita sekarang adalah menjaga kualitas dan memastikan kuantitasnya mencukupi kebutuhan pasar global,” kata Wapres Gibran kepada media.

Wapres menekankan pentingnya peran petani dalam menjaga mutu kopi nasional dan Pemerintah akan terus mengawal penyediaan benih unggul, alat-alat modern,  dan input pertanian yang mudah dijangkau demi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

“Permintaan dunia terhadap kopi terus meningkat. Nilai kopi akan berkali lipat jika dilakukan hilirisasi dan  branding. Kualitas saja tidak cukup. Nama besar Indonesia harus melekat pada produk turunan kopi dan cita rasa kopi specialty kita,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres mencicipi Kopi Ijen yang disajikan tanpa gula atas rekomendasi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Terkait upaya kelembagaan bagi petani kopi, Wapres bilang pemerintah tengah memfinalisasi pembentukan badan hukum Koperasi Merah Putih, yang salah satu perannya adalah mendukung pemasaran dan permodalan petani kopi.

“Sudah dibahas di rapat terbatas terakhir. Nanti koperasi ini akan melayani off-taker, pemasaran, hingga pembiayaan petani. Tunggu sebentar lagi, akan segera diluncurkan oleh Pak Presiden,” ujarnya.

Baca juga: Surat Pemakzulan Gibran Tak Dibacakan saat Rapat Paripurna DPR, Apa Penjelasan Puan dan Dasco?

Direktur Utama Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) IV, Jatmiko Krisna Santosa, dalam pemaparannya kepada Wapres, menyampaikan bahwa tantangan utama pengembangan kopi saat ini bukan sekadar perluasan pasar, namun peningkatan produktivitas petani.

“Saat ini produktivitas petani masih di kisaran 180–300 kilogram per hektare. Target kita dalam waktu tujuh tahun bisa mencapai dua ton per hektare,” ungkapnya.

PTPN saat ini tengah mengembangkan pendekatan intensifikasi dan budidaya berstandar internasional kepada sekitar 10.000 petani termasuk kegiatan pemangkasan yang teratur, pemupukan disiplin, hingga edukasi soal proses pengolahan kopi.

Jatmiko menjelaskan, sebagian besar petani saat ini hanya menjual cherry (biji kopi mentah) ke tengkulak dengan harga Rp15.000 per kg. 

Padahal jika diolah menjadi green bean berkualitas ekspor, nilai jualnya bisa mencapai Rp160.000 per kg. PTPN telah menyiapkan satu pabrik pengolahan kopi rakyat, agar petani bisa memperoleh nilai tambah yang lebih besar.

“Dengan memproses biji kopi di pabrik kami, kualitas rasa meningkat karena melalui proses fermentasi yang optimal. Taste-nya bisa berbeda dan memenuhi standar cup of Java yang dicari pembeli global,” jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved