Singgung Boros dan Ancaman Hipertensi, Maidi Wali Kota Madiun Larang Warga Hajatan Pakai Prasmanan
Maidi Wali Kota Madiun Larang Makan Prasmanan saat Hajatan Sarankan Diganti Nasi Kotak, Singgung Sampah Sudah Menggunung hingga Ancaman Hipertensi.
Penulis:
Theresia Felisiani
Dengan demikian, makanan yang disajikan akan habis sesuai porsi dan tidak dibuang lagi.
"Kita harus hemat pangan. Jangan boros. Kalau kita boros, alam tidak akan menjamin ke depan," ungkap Maidi.

Menurut Maidi, dengan model penyajian tidak prasmanan maka tamu bisa membawa pulang makanan.
Selanjutnya, makanan yang dibungkus dalam kardus dapat dinikmati bersama keluarga di rumah.
"Kalau dibawa ke rumah tidak menyisakan makanan. Dan TPA kita tidak berkelebihan. Kalau prasmanan banyak sisa," tutur Maidi.
Ancaman Hipertensi
Tak hanya itu, demikian Maidi, makan banyak akan berdampak kesehatan seperti penyakit hipertensi.
Terlebih data di Kota Madiun banyak warga yang terkena penyakit hipertensi tinggi.
Kondisi ini terjadi lantaran warga banyak makan, tetapi tidak diimbangi dengan olahraga.
Kota Madiun Ditargetkan Bebas Sampah pada Tahun 2027
Diketahui, Kota Madiun ditargetkan bebas sampah pada tahun 2027.
Komitmen tersebut disampaikan Maidi saat mengunjungi pabrik mesin pengolah sampah di Desa Gajahmekar, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Selasa (10/6/2025).
Maidi yang didampingi Wakil Wali Kota, F Bagus Panuntun, juga meninjau mesin pengolah sampah yang telah digunakan di TPST Motah Bakul Agamis, Kelurahan Gempolsari, Kecamatan Bandung Kulon.
Mantan Sekkota Madiun tersebut menilai, teknologi tersebut mengolah sampah organik dan anorganik melalui proses pirolisis dan pembakaran terkendali.
"Hasil akhirnya berupa abu dan residu yang dapat dijadikan bahan baku paving block ramah lingkungan," terangnya, Rabu (11/6/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.