Jumat, 3 Oktober 2025

Dedi Mulyadi Pimpin Jabar

Ragam Respons soal Dedi Mulyadi Terapkan Jam Malam Pelajar, Forum Orang Tua Siswa Protes

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan meluncurkan secara khusus program pembatasan jam malam bagi pelajar di Jawa Barat. 

TribunJabar.id/Dian Herdiansyah
JAM MALAM PELAJAR - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). Dedi Mulyadi akan meluncurkan secara khusus program pembatasan jam malam bagi pelajar di Jawa Barat.  

"Harus diisi dengan belajar yang rajin, sehingga masa depannya bisa dirancang sejak hari ini. Kalau tidak dibenahi, sejak remaja akan sulit nantinya merancang masa depannya," ucapnya.

Lebih lanjut, cecep menilai, SE tersebut juga sejalan dengan anjuran Kementerian Pendidikan Dasar Menengah tentang tujuh kebiasaan pelajar.

"Salah satunya tidur sekitar pukul 21.00 WIB, jadi selaras antara Pemprov Jabar dengan Pusat," ucapnya.

Supaya lebih memiliki kekuatan hukum Cecep mendorong supaya kebijakan ini ditingkatkan tidak cuma sebatas imbauan dalam SE, tapi menjadi peraturan Gubernur (Pergub).

"Memang SE masih sebatas imbauan, tetapi harus ada tindak lanjut. Kalau memang ingin kuat dalam Pergub, Perwal, atau Perbup di masing-masing kabupaten/kota untuk menyasar anak dan ini harus ada kesepakatan bersama dengan kabupaten-kota," ucapnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Terapkan Jam Malam untuk Siswa di Jabar, Tak Boleh Nongkrong di Atas Jam 8 Malam

 

3. Forum Orang Tua Siswa

Ketua Forum orangtua siswa (Fortusis) Jawa Barat, Dwi Soebawanto, menolak kebijakan pembatasan jam malam yang dikeluarkan dalam SE Gubernur Jabar. 

Dwi mengatakan, seharusnya pemerintah memenuhi sarana prasarana untuk remaja hingga ke tingkat kelurahan, baru mengeluarkan aturan.

Misalnya, menyiapkan sarana prasarana untuk anak-anak muda berkreativitas seperti sarana olahraga, ruang kesenian, dan budaya hingga tingkat desa. 

"Faktanya kan masih kurang. Jadi, harus dibangun dulu insfrastruktur, baru diterapkan aturan seketat apa pun," ujar Dwi, Selasa.

Ia dengan tegas menolak SE tersebut, karena tidak ada nilai edukasinya. Ia menyebut, anak-anak sudah sekolah sejak pagi hingga sore. 

"Iya sangat keberatan. Jadi nilai edukasinya dimana, itu kan anak sudah sekolah dari pagi sampai sore, terus malam gak boleh main, keliru dong," ungkapnya.

Dwi mengaku, sepakat jika jam malam digunakan anak-anak untuk kegiatan negatif seperti pacaran atau hal-hal yang tidak produktif, tapi tak semua seperti itu.

"Tidak semua pelajar keluar malam itu berbuat hal yang negatif. Ada anak yang di malam hari justru mendapat inspirasi. Misalnya bawa laptop, ngobrol sama temannya menemukan gagasan, mendapat ide baru."

"Kan orang macam-macam cara mencari inspirasinya. Jadi anak itu mencari inspirasi dengan berbagai model, itu harus dipahami oleh pemerintah," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved