Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut
Investigasi TNI AD Ungkap Fakta Baru Insiden Amunisi di Garut, Ada Serpihan Ponsel di Sekitar Lokasi
Brigjen TNI Wahyu menjelaskan gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh ponsel diduga menyebabkan arus listrik yang menjadi pemicu ledakan
Sehingga, lanjut dia, perlakuannya memerlukan kehati-hatian oleh yang perlu dilakukan oleh tenaga profesional.
"Hasil investigasi menyatakan bahwa ledakan disebabkan karena perlakuan detonator yang tidak semestinya pada kondisi detonator afkir, expired, yang butuh beberapa poin penanganan yang saya bilang tadi," ujar dia.
"Pembawaannya harus bagaimana? Ya harus hati-hati, peletakan di lubang penghancuran juga dilaksanakan dengan hati-hati. Lalu yang berikutnya adalah memperhatikan juga penyusunan. Cara penyusunan juga ada SOP-nya," ucapnya.
Baca juga: Panglima TNI Beberkan Hasil Rapat Tertutup dengan DPR: Bahas Amunisi di Garut dan Pengamanan Jaksa
Selain itu, kata dia, hasil investigasi TNI AD menemukan ada pelibatan masyarakat di luar yang seharusnya dapat dilakukan oleh masyarakat.
Ia mengatakan pelibatan masyarakat biasanya dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi dan kegiatan yang bersifat ringan.
Kegiatan administrasi, lanjutnya, adalah penyiapan makanan dan logistik.
Sedangkan kegiatan ringan, kata Wahyu, di antaranya adalah menggali lubang dan melaksanakan pembersihan pasca peledakan dilaksanakan.
"Nah, berkaitan dengan poin kedua dari hasil investigasi itu, saya sampaikan ada pelibatan masyarakat yang di luar yang seharusnya saya sampaikan tadi. Jadi masyarakat ikut membantu mengangkat material-material detonator, boks detonator, ke dalam lubang penghancuran," jelas Wahyu.
"Di mana di lubang penghancuran itu ada personil kita yang jadi korban di antaranya empat personil TNI. Dan di sekitar lubang itu juga ada tiga personil TNI AD lainnya. Nah, sembilan warga masyarakat ini secara bahu-membahu membantu mengangkat detonator ke dalam lubang itu diterima oleh prajurit. Dan saat itulah kesalahan terjadi," ucapnya.
Sehingga, lanjut dia, ledakan terjadi diduga karena adanya perlakuan yang tidak semestinya terhadap detonator afkir yang rentan.
Keterlibatan masyarakat yang tidak seharusnya ikut dalam proses tersebut, diduga menjadi jawaban mengapa ledakan itu bisa terjadi sekaligus menjawab pertanyaan mengapa ada warga sipil yang turut menjadi korban dalam insiden tersebut.
"Karena yang membantu adalah masyarakat. Dituang, diterimakan oleh prajurit kita yang di dalam (lubang penghancuran), disaksikan oleh, diawasi oleh tiga orang personil TNI AD yang di luar (lubang penghancuran). Termasuk Kepala Gudang Pusat Munisi Kolonel Cpl Antonius Hermawan. Akhirnya ledakan itu terjadi," pungkas dia.
Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut
Panglima TNI Bicara Status Warga Sipil Korban Pemusnahan Amunisi di Garut: Tukang Masak dan Pegawai |
---|
Komnas HAM Ungkap Fakta Warga Sempat Adu Mulut dengan TNI Sebelum Ledakan Amunisi di Garut |
---|
Lahan Pemusnahan Amunisi di Garut Merupakan Kawasan Konservasi, Ledakan Ganggu Ekosistem Lokal |
---|
Upah Rp 150 Ribu, Warga yang Bantu TNI Musnahkan Amunisi Belajar Otodidak dan Tidak Terverifikasi |
---|
Komnas HAM: Ledakan Amunisi di Garut Sebabkan Rumah Warga hingga Masjid Rusak |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.