Fakta Baru soal CCTV dalam Kasus Kematian Tahanan di Jambi yang Direkayasa Polisi

Sementara itu, saksi lain yaitu Madotila, petugas harian lepas bagian administrasi, mengatakan bahwa  selama bertugas, sel tahanan di Polsek Kumpeh Ilir tidak pernah digunakan. 

Kuncinya, lanjut Madotila, hanya dipegang oleh Kanit Reskrim.

“Yang bisa buka itu cuma Kanit, karena cuma dia yang pegang kunci gemboknya,” jelas Mardotila.

Sama seperti saksi Rendra, Madotila juga menyatakan belum pernah melihat ada penahanan di dalam sel, dan mengaku sedang tidak berada di lokasi saat kejadian.

Kedua saksi mengetahui kabar kematian Ragil dari grup WhatsApp Polsek yang menyertakan foto korban dalam posisi telentang di dalam sel.

Untuk diketahui, Ragil ditemukan tewas pada 4 September 2024 malam.

Kala itu, Ragil ditangkap atas dugaan pencurian dan ditahan di ruang tahanan Polsek kumpeh Ilir.

Tetapi beberapa jam kemudian, Ragil ditemukan tewas dengan posisi tergantung menggunakan tali pinggang.

Pihak keluarga lantas mencurigai kematian Ragil tidak wajar dan menolak klaim gantung diri. 

Mereka kemudian mendesak agar dilakukan autopsi terhadap korban, yang kemudian memastikan bahwa Ragil tewas akibat luka-luka penganiayaan. 

Hingga akhirnya dua anggota polisi, Faskal (Bhabinkamtibmas) dan Yuyun (anggota Reskrim), ditetapkan sebagai tersangka. 

Kematian Ragil juga sempat memicu amarah warga hingga terjadi aksi penyerangan dan perusakan di kantor Polsek Kumpeh Ilir.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Update Tahanan Tewas di Sel Polsek Kumpeh Ilir Muaro Jambi, CCTV Rusak saat Ragil Dianiaya Polisi

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJambi.com/Suci Rahayu PK) (Kompas.com/Aryo Tondang)