Senin, 6 Oktober 2025

Perusakan Sejumlah Makam Kepercayaan Tertentu di Yogyakarta, Ini Kata Gubernur

Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menyerukan pentingnya kehati-hatian publik dalam menyikapi kasus perusakan belasan makam di Kabupaten Bantul. 

|
Editor: Erik S
tangkapan layar/ist/Dok Polres Bantul
PERUSAKAN MAKAM - Kondisi makam di Baluwarti, Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta yang diduga dirusak oleh oknum tak bertanggungjawab, Minggu (18/5/2025). Polisi dan sejumlah belah pihak melakukan pemeriksaan nisan di Makam Ngentak RT 10, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Minggu (18/5/2025). Viral di media sosial aksi perusakan nisan makam di Bantul dan Kota Gede Yogya oleh Orang Tak Dikenal (OTK), polisi turun tangan lakukan penyelidikan. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Dugaan Praktik intoleransi terjadi di Yogyakarta, Minggu (18/5/2025).

Makam-makam yang mengarah pada agama tertentu di pemakaman Baluwarti, Purbayan, Kemantren Kotagede, dirusak oknum-okum tertentu.

Menyikapi fenomena tersebut, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan tidak akan membiarkan praktik-praktik intoleransi terjadi di wilayahnya.

Baca juga: Misteri Perusakan Nisan Makam di Bantul dan Kotagede Yogya, Polisi Turun Tangan

Menurutnya, kejadian semacam itu berpotensi mencoreng citra Kota Yogyakarta, yang mempunyai sejarah panjang sebagai city of tolerance.

"Di Kota Yogyakarta, toleransi betul-betul kita kedepankan, sebagai city of tolerance. Itu sudah menjadi komitmen kita," tandasnya, Senin (19/5/2025).

Bukan tanpa alasan, warga yang tinggal atau sekadar singgah di Kota Yogyakarta sangatlah beragam, dari berbagai suku, maupun agama.

Alhasil, lanjutnya, praktik-praktik yang mengarah intoleransi tidak boleh sedikitpun diberi ruang di Kota Yogyakarta, mengingat dampaknya bisa saja meluas sampai ke taraf nasional. 

"Karena Kota Yogyakarta sangat heterogen. Jadi, di Yogyakarta tidak boleh ada hal-hal berbau intoleransi, karena kondisinya sangat heterogen," ucap Hasto.

"Kalau sampai ada hal-hal yang mengarah intoleransi, itu dampaknya sangat berbahaya. Karena kalau terjadi percikan di sini, dampaknya akan ke nasional. Bisa terjadi hal yang di luar dugaan kita," urainya.

Meski demikian, eks Bupati Kulon Progo tersebut belum mengetahui secara pasti terkait motif perusakan makam yang tengah ditelusuri pihak kepolisian itu.

Baca juga: Dulu Asyik Pergi Bersama Pacar, Kini Selebgram SA Menangis di Samping Makam Anaknya

Ia pun menandaskan, bakal melakukan pendalaman lebih lanjut, supaya ke depan kejadian-kejadian semacam ini tidak terulang kembali di Kota Yogyakarta.

"Saya baru pulang dari Jakarta tadi malam, saya memang belum mempelajari secara detail. Saya akan pelajari dulu. Tapi, komitmen kami menjaga, jangan sampai terjadi lagi. Hari ini saya akan dalami itu," pungkasnya.

Tanggapan Gubernur

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menyerukan pentingnya kehati-hatian publik dalam menyikapi kasus perusakan belasan makam di Kabupaten Bantul. 

Di tengah penyelidikan yang masih berlangsung, Sri Sultan HB X memilih tidak berspekulasi mengenai motif pelaku dan menyerahkan sepenuhnya proses penanganan kepada aparat penegak hukum.

Peristiwa perusakan terjadi di dua lokasi, yakni Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngentak di Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, serta kompleks pemakaman Jaranan di Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon.

Baca juga: BNPT dan Kemendes PDT Gelar Audiensi, Kolaborasi Ciptakan Desa Bebas Radikalisme dan Intoleransi

Sejumlah nisan berbahan kayu dan batu dilaporkan rusak akibat ulah orang tak dikenal.

“Saya tidak tahu (motifnya). Jadi saya tidak berani berkomentar, karena takut keliru menyampaikan kepada publik,” ujar Sultan, Senin (19/5/2025).

Sri Sultan HB X mengingatkan bahwa kasus serupa pernah terjadi di masa lalu, meskipun belum dapat dipastikan apakah peristiwa kali ini memiliki keterkaitan langsung.

“Berarti kan ini kembali ke sekian tahun yang lalu, kan juga pernah terjadi seperti itu. Tapi saya tidak tahu motifnya apa,” ucapnya.

Sri Sultan HB Xmenegaskan bahwa segala komentar tanpa dasar fakta justru berpotensi menyesatkan masyarakat dan memperkeruh suasana.

Pemerintah daerah, katanya, memilih untuk menahan diri dan menunggu hasil investigasi aparat.

“Kalau saya asal bicara, nanti bisa berbeda dengan fakta yang sebenarnya. Itu justru bisa menyesatkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, aparat perlu diberi ruang untuk bekerja secara objektif agar pelaku segera terungkap dan publik memperoleh kepastian hukum.

“Kalau memang sudah ada kasus itu, ditangani dulu masalahnya seperti apa,” kata Sri Sultan HB X.

Polres Bantul menyatakan masih melakukan penyelidikan mendalam, termasuk menelusuri rekaman kamera pengawas dan meminta keterangan sejumlah saksi.

Hingga kini, motif pelaku belum diketahui secara pasti, dan penyidikan masih terus berlanjut.

Peristiwa ini mengundang keprihatinan di masyarakat, khususnya di tengah upaya menjaga kerukunan antarumat beragama.

Pemerintah dan aparat penegak hukum diharapkan dapat segera memberikan kejelasan agar tidak muncul keresahan lebih luas. (*

 

 


Penulis: Azka Ramadhan


Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Soroti Insiden Perusakan Makam di Kotagede, Wali Kota Yogyakarta: Dampaknya Berbahaya

dan

Kasus Perusakan Makam di Bantul, Sri Sultan HB X: Serahkan pada Aparat 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved