Kamis, 2 Oktober 2025

Penyebab Kakek di Ngawi Pasang Paralon di Alat Vitalnya, Kini Minta Damkar Bantu Lepas

Berikut alasan Suroso, kakek-kakek di Ngawi yang nekat pasang cincin paralon di kemaluannya hingga sakit dan akhirnya minta Damkar untuk melepasnya.

Penulis: Nina Yuniar
Istimewa via TribunJatim.com
KELAMIN DIPASANG PARALON - Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, mencoba melepas cincin paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek pada Selasa (13/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), dibuat geleng-geleng kepala oleh aksi Suroso (65), seorang kakek asal Kecamatan Jogorogo.

Pada Selasa (13/5/2025) pagi, Suroso datang melapor ke Kantor Damkar Kabupaten Ngawi dengan keluhan sakit pada alat kelaminnya.

Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Ngawi, Purwanto, mengungkapkan rasa sakit Suroso bermula dari inisiatifnya yang sengaja memasang cincin paralon pada bagian kemaluannya itu.

Menurut Purwanto, Suroso sengaja memasangi paralon di alat vitalnya itu untuk mengantisipasi supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi seksual sehingga kemaluannya tidak bereaksi.

Namun, setelah 2 hari memakai paralon di alat vitalnya, Suroso mulai merasakan sakit karena tidak bisa buang air kecil.

"Beliaunya itu memasang paralon di kemaluannya sejak dua hari lalu, dan dia merasakan sakit yang luar biasa karena tidak bisa buang air kecil, akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk datang kepada kami," kata Purwanto kepada SuryaMalang.com, Selasa.

Baca juga: Momen Damkar Copot Cincin di Jari Nenek Sri yang Sudah 20 Tahun Terpasang, Dokter Angkat Tangan

Purwanto menyebutkan, proses penanganan untuk melepas paralon dari alat kelamin Suroso membutuhkan waktu hampir sejam, mulai pukul 04.30 WIB sampai 05.30 WIB.

Dengan melibatkan petugas medis, Suroso dibawa ke Rumah Sakit (RS) Widodo untuk proses lebih lanjut.

"Pelapor punya inisiatif langsung ke Damkar karena sering melihat Damkar dalam menangani aduan aduan masyarakat, kaitannya dengan kehidupan sehari-hari," jelas Purwanto.

"Syukur Alhamdulillah bisa dievakuasi, Damkar dan didampingi tim medis dari Rumah Sakit Widodo untuk pelepasan paralon yang menyangkut di kemaluannya," lanjutnya.

Proses evakuasi pelepasan cincin paralon berlangsung dengan hati hati dan lancar.

Suroso pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang membahayakan dirinya itu.

Setelah selesai, Suroso kemudian dijemput oleh pihak keluarganya untuk beristirahat.

"Kami imbau kepada masyarakat, kalau memang memiliki hasrat ataupun keinginan yang meluap-luap dan tidak bisa dikendalikan, bisa dengan cara istighfar, berdoa," tandasnya.

Kasus Lain

Kejadian serupa juga terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jatim, saat tim damkar diminta membantu melepas cincin dari jari kelingking dan ibu jari seorang pasien ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved