Jumat, 3 Oktober 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

Pemusnahan Amunisi Makan Korban, TB Hasanuddin: Jadi Pelajaran Berharga Evaluasi Prosedur Keamanan

Insiden ledakan amunisi di wilayah latihan militer di Garut sebabkan 11 orang meninggal harus jadi pembelajaran serius. 

Penulis: Chaerul Umam
Tribun Jabar/Rifqi Al Ghifari
KORBAN PEMUSNAHAN BOM KEDALUWARSA DI GARUT - Pemusnahan bom kedaluwarsa di Garut Selatan, Jawa Barat memakan korban belasan orang. Dari belasan orang yang jadi korban itu, 11 orang diantaranya tewas. Insiden ledakan amunisi di wilayah latihan militer di Garut sebabkan 11 orang meninggal harus jadi pembelajaran serius.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas insiden ledakan amunisi di wilayah latihan militer yang menyebabkan meninggalnya 11 orang.

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, husnul khotimah," kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Senin (12/5/2025).

Ia menyebutkan bahwa kejadian ini harus menjadi pembelajaran serius, meskipun dalam pelaksanaannya sebenarnya sudah mengikuti prosedur standar.

Menurutnya, dari sisi lokasi, tempat peledakan yang berada di wilayah pantai sebenarnya sudah aman dan sesuai ketentuan. 

Namun, ia menekankan bahwa masyarakat tidak seharusnya bisa mengakses area tersebut. 

"Ke depannya, pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya," ucapnya.

Baca juga: Duka di Garut: Identifikasi Korban Ledakan Amunisi Ditempuh Lewat Barang Kenangan

Hasanuddin menjelaskan bahwa amunisi yang diledakkan adalah amunisi kedaluwarsa, yang secara teknis sudah tidak stabil. 

"Amunisi kedaluwarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," ucapnya.

Peledakan pertama sebenarnya dirancang untuk menghancurkan seluruh amunisi, dan petugas meyakini bahwa semua telah hancur. 

Namun, karena sifat amunisi kedaluwarsa yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi, terjadi ledakan susulan yang menyebabkan korban jiwa.

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas . Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," tambahnya.

"Ke depan, pentingnya menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga untuk menyempurnakan prosedur peledakan amunisi, terutama yang bersifat kedaluwarsa, agar kejadian serupa tidak terulang," pungkasnya.

Baca juga: TNI Gunakan 3 Sumur untuk Ledakkan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

Diberitakan sebelumnya, TNI Angkatan Darat (AD) mengungkapkan sebanyak empat prajurit TNI AD dan 9 warga sipil tewas dalam insiden pemusnahan bahan peledak afkir di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025) pagi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan keempat prajurit yang tewas dalam insiden tersebut adalah prajurit-prajurit yang memiliki dedikasi yang tinggi.

Mereka adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl Antonius Hirmawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda, dan dua orang anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD yaitu Kopda Eri Priambodo dan Pratu Apriu Seriawan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved