Dorong Hilirisasi, AII Perkenalkan Hasil Riset GRS BPDP ke Petani Sawit di Kampar Riau
Kegiatan diseminasi hasil riset GRS dihadiri Direktur Penyaluran Dana BPDP, Mohammad Alfansyah dan 52 petani/UMKM kelapa sawit dari Kabupaten Kampar.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Kegiatan tersebut diharapkan menghasilkan kebijakan atau teknologi yang dapat mendorong terwujudnya industri kelapa sawit nasional yang tangguh di pasar global.
"Kegiatan diseminasi yang dilakukan AII diharapkan memberi manfaat langsung bagi petani atau UMKM kelapa sawit," katanya.
Alfansyah menjelaskan, dana riset untuk riset berasal dari kontribusi para pelaku industri kelapa sawit nasional, termasuk petani.
Sehingga hasilnya diarahkan untuk dimanfaatkan langsung oleh petani untuk meningkatkan kinerjanya.
BPDP selain mendanai riset kelapa sawit juga meningkatkan kapasitas SDM kelapa sawit, dengan menyediakan beasiswa bagi anak-anak petani kelapa sawit untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mendalami perkelapasawitan, pada program diploma dan sarjana.
Mekanisme penyaluran beasiswa dilaksanakan melalui Dinas Perkebunan setempat dan dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
"Dua hal ini penting itu karena bukan hanya kebun kelapa sawit tua saja yang perlu diremajakan, tetapi juga petaninya. BPDP juga menyediakan dana untuk replanting, sarana dan prasarana kebun seperti jalan dan lain-lain," katanya.
Penyajian materi oleh ketiga inventor teknologi hasil riset GRS yang dimoderatori anggota AII, Dr Ir Muhammad Ibnu Fajar, M.Si berlangsung santai, tetapi serius.
Tentang alat deteksi kematangan buah, dijelaskan, dapat meningkatkan mutu hasil panen petani dan secara langsung dapat meningkatkan pendapatan petani, tanpa khawatir menerima potongan harga dari pabrik kelapa sawit (PKS) akibat TBS yang dipanen di bawah standar mutu siap olah.
Aplikasi dalam perangkat android yang berisi berbagai informasi standar budidaya kelapa sawit menawarkan kemudahan kepada petani untuk berkonsultasi dalam kegiatan pengelolaan kebun yang efisien, sehingga dapat mencapai produktivitas yang maksimal.
Untuk menangani Ganoderma yang masih terus mengancam kebun kelapa sawit, teknologi kuratif pengendaliannya dengan fungisida nabati telah dibuktikan secara efektif.
Teknologi itu dapat diaplikasikan oleh petani untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit atau menyembuhkan untuk tanaman yang sudah terlanjur terserang.
Dalam sambutan penutupannya, Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr Ir Mochamad Yunus menyampaikan, kegiatan di Kampar merupakan tahap awal.
Kegiatan selanjutnya di Sumatera Utara pada Juni, dan Kalimantan Selatan pada Agustus 2025.
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini, 17 September 2025: Pagi, Sore dan Malam Hari Diguyur Hujan |
![]() |
---|
Limbah Sawit Jadi Sumber Energi Berkelanjutan untuk Industri Otomotif |
![]() |
---|
Kemenyan Produksi Indonesia Diminati Pasar India Hingga AS |
![]() |
---|
Pemilik Rumah Makan Ditangkap Polisi, Olah Daging Anjing Jadi Sup dan Rendang |
![]() |
---|
Kemenperin Genjot Hilirisasi Kemenyan: Diminati Pasar Global, India Hingga Prancis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.