Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Mulyoto yang Jenazahnya Lewat Sungai di Ponorogo Gegara Tetangga, Tinggalkan Anak Baru Lahir

Jenazah yang viral karena digotong menyeberangi sungai adalah warga Desa Wates, Ponorogo, bernama Mulyoto (35). Jenazahnya dilarang lewat jalan.

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Bobby Wiratama
TribunJatim.com/Dokumentasi Warga
KERANDA SEBERANGI SUNGAI - Tangkapan layar video rombongan pembawa keranda jenazah melintasi sungai di perbatasan Desa Wates dengan Desa Tugurejo di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (19/4/2025) lalu. Warga terpaksa lewat sungai karena dilarang melintasi jalan oleh seorang pemilik tanah. 

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap sosok jenazah dalam keranda yang viral karena digotong warga melewati sungai terjal Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu (19/4/2025).

Sosok jenazah tersebut adalah Mulyoto (35), warga Desa Wates. Sebelumnya dikabarkan bernama Mulyadi (38).

Video viral yang memperlihatkan prosesi pemakaman Mulyoto semakin menyita perhatian publik.

Bukan tanpa sebab, warga Wates terpaksa menyeberangi medan ekstrem sungai yang berbatu sambil menggotong keranda jenazah Mulyoto itu karena ulah tetangga satu desa mereka sendiri, Sulasmi.

Sulasmi melarang rombongan pengantar jenazah melewati jalan dekat rumahnya. Padahal, itu satu-satunya jalan menuju area pemakaman.

Baca juga: Imbas Keranda Jenazah Dilarang Lewat, Warga Ponorogo Sepakat Tolak Mbah Oso Dimakamkan di Desanya

Akhirnya, warga terpaksa membawa jenazah Mulyoto melewati sungai untuk bisa sampai ke makam.

Adapun Tulik Yuliana, kakak dari Mulyoto, mengatakan bahwa adiknya itu meninggal pasca-menjalani operasi usus buntu seminggu yang lalu.

Menurut Tulik, Mulyoto yang bekerja sebagai pedagang sayur, tidak pernah mengeluhkan sakit.

“Habis Lebaran itu masih jualan. Tidak pernah sakit, tapi setelah Lebaran kemarin perutnya terasa keras. Dari hasil pemeriksaan dokter, katanya usus buntu sama ginjal,” kata Tulik, saat ditemui di rumah duka, Senin (21/4/2025), dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Teruskan Larangan Bapak, Sulasmi Bikin Warga Ponorogo Gotong Keranda Jenazah Lewati Sungai

Tulik menyebutkan bahwa Mulyoto merupakan sosok suami yang baik bagi Tina, istrinya, dan bapaknya yang saat ini menderita sakit.

“Ini rumah adik saya yang tinggal di sini, ya adik saya, istrinya Tina, sama bapak saya yang sakit. Adik saya yang merawat bapak saya, kalau ibu sudah meninggal,” ungkap Tulik.

Hal yang menyedihkan bagi keluarga, menurut Tulik, adalah kepergian Mulyoto tepat setelah istrinya melahirkan anak keduanya.

Anak kedua Mulyoto lahir sebelum ia meninggal.

“Jadi, Hari Jumat malam itu anak kedua Mulyoto lahir, terus Sabtu paginya Mulyoto meninggal dunia. Anaknya belum sempat melihat bapaknya,” jelas Tulik.

Baca juga: Hasil Mediasi Warga dan Pemilik Tanah di Ponorogo yang Larang Pengantar Jenazah Lewat Jalan

Viral

Sebelumnya, beredar video berdurasi 58 detik di medsos yang memperlihatkan beberapa warga yang memanggul keranda tampak berhati-hati turun dan meniti batu-batu untuk melintasi sungai.

Peristiwa dalam video viral tersebut terjadi di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo, pada Sabtu (19/4/2025).

Rombongan tersebut mengantar jenazah Mulyoto (35), warga Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo, untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Guyangan di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.

Warga terpaksa lewat sungai karena mereka dilarang melintas di jalan oleh Sulasmi.

Padahal jalan setapak di depan rumah pemilik tanah tersebut adalah satu-satunya jalur menuju jembatan yang dibangun swadaya oleh warga untuk menuju TPU di Desa Tugurejo.

Kepala Desa (Kades) Tugurejo, Siswanto, mengatakan bahwa aksi warga Desa Wates yang terpaksa menyeberangi sungai demi mengantar jenazah ke pemakaman itu, sudah terjadi selama puluhan tahun.

“Sudah puluhan tahun. Yang viral kemarin adalah kejadian kesekian kali,” ujar Siswanto, Senin, dilansir Tribunjatim-timur.com.

Baca juga: Alasan Warga Ponorogo Larang Tanahnya Dilintasi Keranda Jenazah, Pengantar Terpaksa Lewat Sungai

Dijelaskan Siswanto, jika ada warga di dua dukuh di Desa Wates yang meninggal, memang biasanya selalu dimakamkan di Desa Tugurejo.

“Karena itu kami sudah membuatkan jembatan dengan dana swadaya. Namun ada salah satu keluarga yang merupakan penduduk Desa Wates melarang keranda jenazah melintas jalan yang di depan rumahnya,” ungkap Siswanto.

Siswanto mengaku bahwa kejadian pengantaran keranda jenazah melalui sungai sudah terjadi berkali-kali.

“Setiap kejadian selalu geger,” sebut Siswanto.

Menurut Siswanto, Pemdes Tugurejo dan Wates sudah melakukan upaya mediasi antara warga dengan keluarga yang menolak tersebut.

“Namun buntu, sampai sekarang mereka tidak mau dilewati untuk membawa jenazah. Alasannya itu pemahaman jawa yang tua-tua. Katanya jika dilewati jenazah menjadi sangar atau kurang bagus,” jelas Siswanto.

Baca juga: Warga Tak Perlu Lewat Sungai Lagi demi Antar Jenazah, Pemkab Ponorogo Bakal Beli Lahan Pemakaman

Sebagai informasi, TPU milik Desa Tugurejo memang sudah puluhan tahun ini digunakan untuk pemakaman warga Dukuh Bungkul dan sekitarnya karena pemakaman aset Desa Wates dari Dukuh Bungkul berjarak 3 kilometer.

Pemerintah Desa Tugurejo tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

Lokasi TPU Desa Tugurejo dipisahkan sungai sebagai batas desa dengan Desa Wates.

Satu-satunya jalan menuju pemakaman adalah jalan yang berada di samping rumah Sulasmi.

Karena larangan tersebut, warga terpaksa melintasi sungai untuk memakamkan warga yang meninggal dunia.

Tak hanya untuk warga Desa Wates, larangan turun-temurun dari keluarga Sulasmi tersebut juga berlaku untuk Desa Tugurejo.

Akhirnya, jika ada warga yang meninggal, para pengantar terpaksa harus melewati jalan kebun yang cukup curam untuk menyusuri sungai kurang lebih 150 meter, baru naik menuju ke lokasi pemakaman.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Bukan Karena Jembatan Rusak, Ini Penyebab Warga Ponorogo Angkut Keranda Jenazah Lewat Sungai

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribunjatim-timur.com/Sri Wahyunik) (Kompas.com/Sukoco)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved