Komentar Dedi Mulyadi soal Dokter Residen Unpad Rudapaksa Keluarga Pasien: Seperti Jurig
Gubernur Jabar menyebut perilaku dokter residen PPDS Unpad yang merudapaksa keluarga pasien di RSHS Bandung sudah seperti setan.
Penulis:
Rakli Almughni
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyebut perilaku dokter residen PPDS Unpad yang merudapaksa keluarga pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sudah seperti perilaku setan.
Menurut Dedi Mulyadi, Kampus Unpad harus memperketat seleksi untuk calon-calon dokter.
Apabila hasil tes psikologi memiliki mental berbeda atau kelainan seksual, Dedi Mulyadi menilai hal itu jangan diloloskan.
"Itu harus hati-hati, karena ini menyangkut kepercayaan bagaimana nanti semua orang takut dirawat di rumah sakit yang nunggunya takut kan bahaya," kata Dedi Mulyadi di DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/04/2025), seperti dikutip dari Tribun Jabar.
"Dulu kan kalau di rumah sakit takutnya aya jurigan (ada Setan). Kok hari ini dokternya seperti jurig. Jurig (Setan) ga pernah memerkosa," imbuhnya.
Dedi menegaskan kejadian ini harus menjadi bahan evaluasi untuk suatu lembaga pendidikan.
"Dokter itu kan orang yang harus sangat dipercaya karena dia menyangkut keselamatan manusia bagaimana dia mendiagnosa, orang harus percaya dia menghasilkan obat, memberikan resep," kata dia.
Dedi menjelaskan, masyarakat tentunya akan menuruti perintah dokter yang merawatnya.
Baca juga: 2 Pasien Ngaku Jadi Korban Dokter PPDS Unpad Priguna yang Rudapaksa Anak Pasien di RSHS Bandung
Orang atau pasien yang mau membuka baju, celana, dan rela telanjang badannya untuk operasi itu merupakan kepercayaan.
Terlebih, perilaku tidak terpuji ini dilakukan oleh oknum dokter yang lembaganya dipercaya.
"Kalau sekarang muncul dokter memiliki hasrat biologis ketika dalam praktek, harus dievaluasi rekrutmen menjadi mahasiswa fakultas kedokteran," ujar Dedi.
Diberitakan sebelumnya, dokter residen Unpad bernama Priguna Anugerah (31) diduga melakukan tindakan pemerkosaan terhadap keluarga pasien yang sedang menjaga ayahnya di RSHS Bandung.
Modus Priguna Anugerah adalah memberikan obat bius yang membuat korban tidak sadarkan diri dengan dalih cek darah.
Pelaku memanfaatkan kondisi kritis ayah korban dengan dalih akan melakukan transfusi darah.
"Pelaku ini mau mentransfusi darah bapak korban karena kondisinya kritis, dan si pelaku meminta anaknya saja untuk melakukan transfusi," ujar Kombes Pol Surawan, Rabu (9/4/2025).
Sumber: TribunSolo.com
Belajar dari Internet, Dokter Gadungan di Bantul Vonis Pasien HIV dan Raup Ratusan Juta |
![]() |
---|
Kronologi Dokter Palsu Tipu Pasien Rp538 Juta: Modus Terapi hingga Vonis HIV |
![]() |
---|
Bupati Bogor Ikuti Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Jawa Barat |
![]() |
---|
Dokter Ingatkan Bahaya Mata Merah Tak Biasa, Uveitis Sumbang Penyebab 25 Persen Kebutaan |
![]() |
---|
Lulusan SMA Jadi Dokter Gadungan di Bantul DIY: Beli Alat di Apotek, Tipu Pasien Rp500 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.