Duit dari Ngemis: Ibu asal Madiun Mengaku Dapat Rp6 Juta Sebulan, UMK Ponorogo Hanya Rp2,4 Juta
Saat ditangkap, WN mengaku telah mengumpulkan uang sebesar Rp160.000 dalam waktu tiga jam
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Sebuah fakta mengejutkan terungkap saat operasi penertiban gelandangan dan pengemis (gepeng) yang dilakukan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Ponorogo, Sabtu (8/3/2025).
Seorang ibu pengemis asal Madiun, Jawa Timur, mengaku bahwa penghasilannya dari mengemis bisa mencapai Rp6 juta per bulan.
Angka jauh lebih tinggi dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Ponorogo tahun 2025 adalah Rp2.402.959 yang diteken Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, pada 18 Desember 2024.
Angka ini naik Rp167.648 dari UMK tahun 2024 yang sebesar Rp2.235.311.
Ibu pengemis berinisial WN (35) diamankan oleh petugas saat sedang mengemis di perempatan pabrik es Ponorogo.
Ia diketahui selalu membawa anaknya yang masih berusia 2,5 tahun untuk menarik simpati pengguna jalan.
Saat ditangkap, WN mengaku telah mengumpulkan uang sebesar Rp160.000 dalam waktu tiga jam.
Baca juga: Rebutan Lahan Mangkal, Pengamen Aniaya dan Rampas Uang Pengemis di Kendal, Sempat Melarikan Diri
“Dari pengakuannya, dalam sehari ia bisa mendapatkan Rp200.000. Jika dihitung dalam sebulan, penghasilannya bisa mencapai Rp6 juta,” ujar Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, melalui pesan singkat.
WN juga mengungkapkan bahwa suaminya juga berprofesi sebagai pengemis di lokasi yang berbeda.
Keduanya menggunakan sepeda motor untuk berpindah tempat, bahkan anaknya yang lebih besar juga memiliki sepeda motor hasil dari mengemis.
Penghasilan WN yang mencapai Rp6 juta per bulan jauh melampaui UMK Kabupaten Ponorogo yang saat ini berkisar Rp2,5 juta per bulan.
Fakta ini memunculkan pertanyaan tentang efektivitas program penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.
Menurut Supriyadi, WN sebenarnya telah menerima bantuan sosial dari pemerintah, termasuk Program Indonesia Pintar (PIP) untuk anaknya.
Namun, hal tersebut tidak menghentikannya dari aktivitas mengemis.
“Dia mengaku tidak akan berhenti mengemis karena penghasilannya besar. Bahkan, suaminya juga pernah kami tertibkan, tapi tetap kembali mengemis,” jelasnya.
Bijak Bersedekah
Operasi penertiban gepeng ini dilakukan sebagai respons atas keluhan masyarakat yang semakin resah dengan meningkatnya jumlah pengemis, terutama menjelang Bulan Ramadhan.
Supriyadi menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan penertiban untuk mengurangi aktivitas mengemis di Ponorogo.
“Kami berharap masyarakat lebih bijaksana dalam memberikan sedekah. Lebih baik disalurkan melalui lembaga resmi yang memiliki legalitas jelas,” imbau Supriyadi.
Fenomena penghasilan tinggi dari mengemis ini menimbulkan keprihatinan tersendiri.
Di satu sisi, aktivitas mengemis merusak tatanan sosial dan menciptakan ketergantungan. Di sisi lain, tingginya penghasilan yang didapatkan menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang mudah tergiur untuk memberikan uang secara langsung kepada pengemis.
Selain itu, kasus ini juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap program bantuan sosial pemerintah.
Meskipun telah menerima bantuan, WN dan keluarganya tetap memilih mengemis karena dianggap lebih menguntungkan secara finansial.
Pengakuan WN tentang penghasilannya yang mencapai Rp6 juta per bulan dari mengemis menjadi tamparan keras bagi upaya penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Fakta bahwa penghasilannya lebih besar dari UMK Ponorogo menunjukkan bahwa aktivitas mengemis telah menjadi “profesi” yang menggiurkan bagi sebagian orang. (Kompas.com) (Tribun Jogja/Yoseph Hary W)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pengakuan Ibu-ibu Pengemis asal Madiun saat Ditertibkan, Penghasilan Rp6 Juta Sebulan
Sumber: Tribun Jatim
Sosok Pengemis di Ponorogo Bawa Uang Rp1,4 Juta saat Dirazia, Sering Memaki Pengendara |
![]() |
---|
Pasutri Pengemis di Ponorogo Ini Dapat Rp 1,4 Juta Meminta-minta 2 Jam, Disebut Lebih Kaya dari PNS |
![]() |
---|
Lutfi Haryono, Pengemis Kaya Berulang Kali Ditangkap, Ngaku Ogah Turun ke Jalan usai Diancam Pidana |
![]() |
---|
Fenomena Minim Pendaftar di SDN Ponorogo Jatim: 8 SD Tidak Punya Siswa Baru, Ada yang Hanya 1 Siswa |
![]() |
---|
Dulu Viral Punya Saldo Rp460 Juta, Kini Pengemis Lutfi Kembali Berulah, Janjinya Tak Ditepati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.