Sabtu, 4 Oktober 2025

Bencana di Desa Bojongkoneng Bogor, Kampung Presiden Prabowo: Tanah Bergerak dan Akses Jalan Putus

Bencana ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang terjadi dalam durasi lama, menyebabkan tanah di wilayah tersebut menjadi labil

Editor: Eko Sutriyanto
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
PERGESERAN TANAH DI BOGOR - Rumah warga di Kampung Curug, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor akibat pergerakan tanah, Rabu (5/3/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kampung Curug, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, diguncang bencana pergeseran tanah yang terjadi pada Senin (3/3/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. 

Akibatnya, puluhan rumah warga rusak, akses jalan terputus, dan ratusan jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Bencana ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang terjadi dalam durasi lama, menyebabkan tanah di wilayah tersebut menjadi labil.

Akibatnya, terjadi pergeseran tanah yang merusak rumah-rumah warga dan infrastruktur jalan.

Berdasarkan hasil kaji cepat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, tercatat 67 rumah mengalami kerusakan dengan rincian RT 1/9: 3 rumah rusak berat, 2 rusak sedang; RT 2/9: 13 rumah rusak berat, 25 rusak sedang, dan 24 rusak ringan.

Baca juga: Berkah Warga Bojong Koneng Bogor Jadi Ojek Dadakan di Acara Silaturahmi Kebangsaan Presiden Prabowo

Selain itu, akses jalan di wilayah tersebut juga rusak parah, sehingga hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua dengan hati-hati.

Sebanyak 43 kepala keluarga (KK) atau 168 jiwa terpaksa mengungsi. 

Mereka mencari tempat aman di sekitar wilayah Bojongkoneng, baik di rumah saudara maupun kontrakan.

BPBD Kabupaten Bogor telah mendirikan tenda darurat sebagai antisipasi jika pergerakan tanah kembali terjadi.

Peningkatan Jumlah Kerusakan

Hingga Rabu (5/3/2025), jumlah rumah yang rusak meningkat menjadi 109 unit yakni RT 1/9: 6 rumah rusak berat, 3 rusak sedang, 5 rusak ringan;  RT 2/9: 33 rumah rusak berat, 38 rusak sedang, 21 rusak ringan; RT 3/7: 1 rumah rusak sedang.

Total korban terdampak mencapai 400 jiwa, dengan 168 jiwa di antaranya masih mengungsi.

Kisah Warga yang Terdampak

Nuni Indah Sari (43), salah satu warga yang terdampak, menceritakan ketakutannya saat peristiwa terjadi.

"Saat tanah bergerak, kami langsung keluar rumah dan mengungsi ke majelis karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Selama mengungsi, Nuni dan keluarganya masih merasa was-was, terutama saat sahur dan berbuka puasa.

"Kami belum menerima bantuan makanan, jadi harus mengatur sendiri. Kami berharap ada bantuan logistik dari pemerintah," tambahnya.

Ia mengatakan akan pindah untuk sementara waktu ke kontrakan yang masih berada di wilayah Babakanmadang.

"Kemarin kan ada Bupati itu kemarin malam ya, ada Bupati karena nggak adanya tenda darurat, gimana ya, jadi bingung kita juga. Salah satunya alternatifnya itu disuruh ngontrak, cari kontrakan yang aman," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (5/3/2025).

Selama mengontrak seluruh biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Bogor sambil mencari solusi jangka panjang.

Baca juga: Satu Rumah Rusak Berat Imbas Tanah Geser di Bogor, Korban : Alhamdulillah Gak Ada yang Luka Ketimpa

Cerita Korban

Wanita berusia 43 tahun itu mengatakan, biaya yang dicover oleh pemerintah meliputi jasa angkut barang hingga biaya sewa.

"Alhamdulillah apa-apanya difasilitasi termasuk ongkos kirim buat nganter-nganter barang dan nantipun katanya kontrakannya pun dibayar sama pemerintah. Untuk sementara sih itu," katanya.

Pemerintah Kabupaten Bogor telah mengambil langkah cepat dengan menanggung biaya pengungsian warga, termasuk biaya sewa kontrakan dan angkut barang. 

"Seluruh biaya akan ditanggung pemerintah sambil mencari solusi jangka panjang," kata Nuni.

Hingga kini, pergerakan tanah masih terus terjadi, membuat warga semakin khawatir.

BPBD dan pihak terkait terus memantau situasi serta memberikan bantuan darurat. Warga yang terdampak berharap adanya solusi permanen agar mereka dapat kembali hidup dengan tenang.

Kampung Curug Terancam Jadi "Kampung Mati"

Dengan kondisi tanah yang terus bergerak dan kerusakan yang semakin parah, Kampung Curug terancam menjadi "kampung mati".

Warga berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka, membawa barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan.

Bencana ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan dan mitigasi bencana, terutama di daerah rawan longsor seperti Bogor.

Warga Kampung Curug, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor berbondong-bondong meninggalkan rumah.

Hal itu dikarenakan rumah mereka terdampak pergerakan tanah pada Senin (3/3/2025) yang mengakibatkan kerusakan.

 
Selain itu, akses jalan pun mengalami kerusakan hingga sulit untuk dilewati kendaraan roda dua. Bahkan untuk roda empat sudah tidak dapat melintas.

Bahkan hingga saat ini pergerakan tanah masih terus terjadi yang membuat warga ketakutan untuk bertahan di rumah.

Dari pantauan TribunnewsBogor.com, warga begitu sibuk mengemas barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan.

Mulai dari pakaian, kasur, kursi, hingga lemari diangkut menggunakan kendaraan roda empat ke tempat yang lebih aman.

Seperti Nuni Indah Sari yang sedang sibuk mengemas barangnya untuk pindah ke kontrakan karena tempat tinggalnya tak lagi aman ditempati karena rusak. (TribunBogor/Muamarrudin Irfani)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved