Sritex Pailit
PHK Massal Sritex, Warti Buruh Perempuan Menangis Setelah 25 Tahun Bekerja: Hati Saya Sakit
Warti, seorang buruh bagian garmen di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), menceritakan pengalaman bekerja selama 25 tahun di perusahaan.
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Warti, seorang buruh bagian garmen di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), menceritakan pengalaman bekerja selama 25 tahun di perusahaan.
Namun, Warti terpaksa menggigit jari karena perusahaan tempat dia bekerja tutup dan total ada 8.475 buruh atau karyawan yang terdampak PHK.
Per Sabtu (1/3/2025), PT Sritex akan tutup dan hari Jumat ini adalah hari terakhir bekerja.
Warti menangis setelah mengetahui hari Jumat pada pekan ini adalah hari terakhir bekerja.
“Di sini sudah 25 tahun. Hati saya sakit,” kata dia pada Kamis (26/2/2025).
Baca juga: Hari Terakhir Kerja di Sritex: Buruh Menangis, Teriak ‘Lulus’, dan Corat-Coret Seragam
Menurut dia, pihak keluarga juga merasakan kesedihan.
“Keluarga ikut menangis karena sudah lama di PT Sritex,” ujarnya.
Warti sudah menerima surat pernyataan formulir PHK pada 26 Februari 2025.
Sebanyak 8.475 buruh di Sritex terdampak PHK.
Pada Kamis kemarin, Warti sudah beres-beres, memunguti barang pribadi untuk dibawa pulang.
Ke depan, dia mengaku harus mencari pekerjaan lain.
Dia masih mempunyai tanggungan untuk membiayai keluarga.
“Ke depannya saya harus cari kerja sampingan. Karena masih urus dan membiayai anak,” ujarnya.
Untuk diketahui, Perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, yang tengah berada dalam kondisi pailit, akan ditutup pada 1 Maret 2025.
Karyawan Sritex yang dikenakan PHK per 26 Februari akan masuk terakhir bekerja pada 28 Februari 2025.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.