Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Patroli dan Optimalisasi Jalur Pendakian
Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) melaksanakan kegiatan kontingensi dan patroli di jalur pendakian Puncak Salak

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) melaksanakan kegiatan kontingensi dan patroli di jalur pendakian Puncak Salak.
Kegiatan ini berlangsung pada 21–23 Februari 2024, sebagai bagian dari rangkaian Hari Bakti Rimbawan dan peringatan HUT ke-33 TNGHS tahun 2025.
"Kegiatan ini juga dalam rangka meningkatkan keamanan dan optimalisasi jalur pendakian Puncak Salak," ucap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Budhi Chandra dalam keterangan persnya, Kamis (27/2/2025).
Budhi Chandra menjelaskan kegiatan kontingensi dan patroli di jalur pendakian Puncak Salak ini bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Sukabumi, relawan SAR Katulistiwa, Desa Kutajaya, serta para volunteer dari berbagai komunitas.
Patroli dan evaluasi jalur dilakukan di dua pintu masuk utama, yakni jalur Cidahu sepanjang 4,5 km dan jalur Cimalati sepanjang 4,3 km.
Program ini juga didukung oleh Star Energy Geothermal Salak sebagai bagian dari sinergi dalam menjaga kelestarian kawasan.
"Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi potensi risiko di jalur pendakian serta meningkatkan keselamatan bagi para pendaki di masa mendatang," tuturnya.
Baca juga: Pendaki Gunung Lawu Kesurupan Massal di Jalur Cetho Diduga Arwah Leluhur Marah Karena Sampah
Sebagai langkah konkret dalam meningkatkan navigasi dan keamanan jalur, tim di lapangan telah melakukan pemasangan tanda titik HM (Hectometer) dan pos transit pada kedua jalur pendakian.
Rinciannya adalah Jalur Cidahu: 45 titik HM dan 5 titik pos transit, Jalur Cimalati: 43 titik HM dan 6 titik pos transit
Selain itu, selama patroli berlangsung, tim menemukan sebanyak 22 pendaki ilegal yang memasuki kawasan tanpa izin melalui jalur tidak resmi. Mengingat status jalur pendakian masih dalam kondisi tertutup untuk umum, petugas melakukan tindakan edukasi berupa pembinaan kepada para pendaki.
Mereka juga diminta membuat surat pernyataan, dan orang tua mereka turut dipanggil untuk diberikan pemahaman terkait aturan pendakian di kawasan konservasi.
Budhi Chandra, menegaskan bahwa pengelolaan jalur pendakian harus tetap mengutamakan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Baca juga: Pendaki Mulai Turun Gunung untuk Nonton Film Eva Pendakian Terakhir
"Pendakian bukan hanya soal mencapai puncak, tetapi juga bagaimana kita menjaga alam yang menjadi bagian dari perjalanan tersebut. Kami terus berupaya memastikan jalur pendakian Puncak Salak lebih aman dan lestari, dengan mengoptimalkan fasilitas serta meningkatkan kesadaran para pendaki agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan," ungkap Budhi Chandra
Dengan adanya kegiatan ini, BTNGHS berharap jalur pendakian Puncak Salak dapat dikelola dengan lebih optimal, baik dari aspek keselamatan, pelestarian lingkungan, maupun tata kelola pendakian yang sesuai dengan regulasi. Ke depan, sinergi dengan berbagai pihak akan terus diperkuat untuk mendukung pengelolaan yang lebih baik bagi kawasan TNGHS.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.