Senin, 6 Oktober 2025

Benarkah Meteor Jatuh di Cirebon? Berikut Penjelasan BMKG, BRIN, Hingga Aparat yang Datangi Lokasi

Benarkah suara dentuman keras disertai cahaya terang di langit pada Minggu (5/10/2025) malam di Cirebon adalah meteor jatuh?

|
Kolase FB/GMaps
METEOR - Warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat digegerkan dengan penampakan cahaya terang melintas cepat di langit, meninggalkan jejak api yang berpijar pada Minggu (5/10/2025). Kilatan cahaya itu diduga meteor. Berikut penjelasan BMKG hingga BRIN. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Benarkah suara dentuman keras disertai cahaya terang di langit pada Minggu (5/10/2025) malam di Cirebon adalah meteor jatuh?

Video dengan narasi meteor jatuh di Cirebon, Jawa Barat, yang beredar sejak kemarin malam membuat heboh masyarakat.

Di video tersebut terlihat kilatan cahaya melintas cepat di langit sebelum menghilang di arah barat daya.

Masih dalam video itu, dinarasikan warganet yang menyebut bahwa dentuman yang ditimbulkan tersebut terdengar di wilayah Cirebon dan Kuningan.

Meteor jatuh adalah fenomena ketika sebuah batuan luar angkasa (meteor) memasuki atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan dengan udara, lalu sebagian atau seluruhnya jatuh ke permukaan Bumi.

Apa Kata BMKG, BRIN, Jasa Marga, hingga Aparat Keamanan?

Apa Penjelasan Awal dari BMKG?

BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sebuah lembaga pemerintah Indonesia yang bertugas dalam pengamatan dan penyebaran informasi cuaca, iklim, dan geofisika.

BMKG bertugas mengamati dan memprediksi kondisi cuaca seperti hujan, angin, suhu, dan kelembapan, serta memantau aktivitas gempa bumi, tsunami, dan fenomena geofisika lainnya.

Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Stasiun Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menyampaikan bahwa pihaknya masih menghimpun data awal untuk mengidentifikasi penyebab fenomena itu.

“Dari sisi meteorologi, dentuman bisa disebabkan oleh sambaran petir, gempa bumi, atau longsor. Namun, saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon terpantau cerah berawan tanpa adanya awan konvektif atau aktivitas cuaca ekstrem,” jelas Fuad, Minggu malam.

BMKG menegaskan bahwa hasil pemantauan sejauh ini tidak menunjukkan adanya getaran signifikan maupun fenomena meteorologis yang tidak biasa.

Tidak ada aktivitas petir maupun indikasi badai konvektif di wilayah tersebut pada waktu kejadian.

“Fenomena seperti meteor atau benda langit bukan kewenangan BMKG, melainkan lembaga antariksa seperti BRIN,” tambahnya.

Fuad juga menyebutkan bahwa tidak ditemukan aktivitas gempa bumi pada waktu bersamaan dengan suara dentuman, sehingga kemungkinan besar peristiwa ini bukan disebabkan oleh faktor seismik.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved