Senin, 6 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Tim DVI Ungkap Proses Identifikasi Santri Ponpes Al Khoziny: Sidik Jari hingga Senyum di Foto

Tim DVI identifikasi korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. 54 tewas, proses DNA dan evakuasi masih berlanjut.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Glery Lazuardi
SAR Surabaya via KOMPAS.com
GEDUNG PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Petugas SAR Gabungan mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Petugas Disaster Victim Identification (DVI) sedang berupaya mengidentifikasi korban ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 14.40 WIB.

Musala empat lantai di kompleks Ponpes Al Khoziny, itu ambruk saat para santri sedang melaksanakan salat Ashar berjemaah.

Santri sempat merasakan goyangan pada bangunan, lalu terdengar suara gemuruh keras sebelum bangunan runtuh. Hingga 6 Oktober 2025, tercatat 54 orang meninggal dunia, sebagian besar santri.

Puluhan lainnya luka-luka dan proses evakuasi masih berlangsung.

Dugaan penyebab ambruknya karena bangunan baru selesai pengecoran lantai tiga, diduga struktur belum cukup kuat menahan beban tambahan.

Kaur Keskamtibmas Subdit Dokpol Biddokkes Polda Jatim yang juga Ketua Tim Fase I (TKP) dan III (Antemortem), Kompol Naf'an, mengungkapkan proses identifikasi khususnya lewat metode tes DNA memakan waktu karena sejumlah aspek teknis.

Naf'an menjelaskan hal itu karena tim DVI harus mengirim sampel DNA korban dan sampel pembanding keluarga ke Pusat Lab DNA Pusdokkes Polri di Cipinang, Jakarta Timur untuk diperiksa lebih lanjut.

"Setiap korban yang sudah diidentifikasi ketika sudah diambil sidik jarinya, itu tidak diambil lagi sampel DNA. Tetapi bila masih kesulitan, artinya belum bisa pasti, langsung otomatis diambil sampel DNA-nya. Menunggu waktu sampel DNA dikasih lagi, di-ini lagi, mungkin bisa saja ada yang ketemu (identitasnya) sebelum ada tes DNA," kata dia dalam siaran langsung di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (6/10/2025).

"Mungkin ada tambahan dari pihak keluarga memberikan, misalnya contoh anak itu tersenyum. Karena gigi ini bisa didapatkan di antaranya ya bisa dibandingkan kalau anak itu punya foto yang tersenyum. Karena kalau tidak ya tidak bisa membandingkan," pungkasnya.

Hingga Senin (6/10/2025) pagi, diketahui terdapat 10 korban yang telah berhasil diidentifikasi.

Sementara itu, puluhan lainnya masih dalam proses identifikasi.

Jenazah korban yang ditemukan di bawah reruntuhan juga diketahui tidak semuanya dalam keadaan utuh.

Tim DVI juga menerima kantung jenazah berupa anggota tubuh atau Body Part yang telah dievakuasi Tim SAR.

Dia mengungkapkan dua korban tersebut bernama Nurudin dan Ahmad Rijalul Haq.

"Bahwa yang dibawa ke RS Bhayangkara dari 001 sampai dengan 0049 yang awalnya sudah teridentifikasi 3, saya dapat laporan semalam itu ada tambahan 2," kata dia. 

"Yaitu atas nama Nuruddin dan Ahmad Rijalul Haq. Ini teridentifikasi dari gigi, medis, properti untuk Nuruddin. Dan satu korban lainnya lewat sidik jari, medis, properti (barang pribadi)," lanjut dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved