Siswa Curi Pisang untuk Hidupi Adik
Gus Miftah Turun Tangan Bantu Remaja di Pati yang Viral Diarak karena Curi Pisang demi Hidupi Adik
Gus Miftah memberikan bantuan kepada AAP (17) yang dirinya diarak warga gara-gara curi pisang demi hidupi sang adik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pencurian empat tandan pisang yang dilakukan seorang remaja yatim piatu di Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menyita perhatian publik.
Aksi remaja berinisial AAP (17) itu menjadi viral setelah video yang memperlihatkan dirinya diarak warga tersebar luas di media sosial.
Kekinian, diketahui bahwa AAP nekat mencuri karena lapar dan ingin memberi makan adiknya yang juga yatim piatu.
Hal ini mendapat respons pendiri Yayasan Pondok Pesantren Ora Aji. Gus Miftah, melalui perwakilannya Dwi Yudha Danu, langsung memberikan bantuan kepada AAP dan adiknya.
Baca juga: Nasib Remaja Pencuri Pisang di Pati Berubah setelah Viral Diarak Keliling Desa
“Saya terpanggil hati melihat video viral itu. Anak yatim piatu mencuri demi hidup adiknya adalah cermin realitas yang memilukan. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di negeri ini,” ujar Dwi Yudha Danu yang dalam keterangannya pada Sabtu (22/2/2025).
Gus Miftah tidak setuju dengan tindakan warga yang mempermalukan AAP, makanya ia mengambil langkah nyata untuk membantu.
Melalui timnya, Gus Miftah memberikan bantuan finansial berupa uang puluhan juta untuk kebutuhan hidup AAP dan adiknya.
Selain itu, beasiswa pendidikan hingga kuliah juga disiapkan untuk memastikan mereka mendapatkan masa depan yang lebih baik.
“Kami memberikan bantuan santunan berupa uang dan memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Anggaran pastinya tidak bisa disebutkan, tetapi beasiswa ini akan membantu mereka sampai lulus kuliah,” ujar Dwi Yudha Danu.
"Dan sang kakak kan putus sekolah, katanya mau melanjutkan di Pesantren Ora Aji, milik Gus Miftah. Itu juga bakal kita bantu sampai lulus," imbuhnya.
Baca juga: Sosok AKP Mujahid, Kapolsek Tlogowungu Angkat Remaja Pencuri Pisang di Pati Jadi Anak Asuh

Gus Miftah menilai bahwa kasus ini adalah pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap sesama, terutama mereka yang kurang beruntung.
Ia juga berharap tidak ada lagi anak-anak di Indonesia yang harus putus sekolah hanya karena masalah biaya.
“Jangan sampai ada anak-anak di Indonesia yang putus sekolah demi masa depan mereka dan masa depan bangsa ini,” tegas Gus Miftah.
Harapan besar ini juga disampaikan Gus Miftah terkait kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap pemerintah semakin memperhatikan akses pendidikan bagi anak-anak yatim dan keluarga kurang mampu.
“Harapan di era Presiden Prabowo, semoga tidak ada lagi anak negeri yang putus sekolah karena biaya. Pendidikan adalah kunci untuk membangun generasi yang lebih baik,” pungkas Dwi Yudha Danu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.