Minggu, 5 Oktober 2025

Gaji Tak Jelas, Banyak Petugas Dapur MBG Mundur, Kepala SPPG Sumenep: Itu Relawan, Berhenti Silakan

Sejumlah petugas dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Sumenep memutuskan mengundurkan diri pada Senin (13/1/2025) karena tak ada kejelasan soal gaji.

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Sri Juliati
KOMPAS.COM/NUR KHALIS
PETUGAS MBG MUNDUR - Asia Wulandari saat berada di warung nasi miliknya, Kamis (30/1/2025). Wulan termasuk relawan yang mengundurkan diri dari dapur makan bergizi gratis di Sumenep karena tak ada kejelasan soal gaji. (KOMPAS.com/Nur Khalis) 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah petugas dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) memutuskan mengundurkan diri setelah program MBG di Kabupaten Sumenep, Madura dilaksanakan pada Senin (13/1/2025) lalu.

Beberapa petugas memilih berhenti karena beban kerja yang dianggap berat.

Mereka mengaku juga tidak pernah diberi tahu besaran upah yang akan didapatkan bagi petugas dapur MBG.

"Paling berat itu bagian mencuci kotak makanan, mulai dari pukul 13.30 WIB - 01.00 WIB dini hari. Banyak yang berhenti karena tidak kuat dengan jam kerjaannya," tutur narasumber yang meminta namanya tidak disebutkan pada Rabu (29/1/2025), dikutip dari TribunMadura.com.

Ia melanjutkan, setiap petugas dapur MBG memiliki tugas masing-masing.

Mulai dari memasak, menyiapkan makanan, dan mencuci kotak makanan.

Sejak hari pertama program MGB berjalan, terhitung empat petugas mengundurkan diri.

"Tidak mampu dengan beban kerjanya dan saya kira kekurangan orang," sebutnya.

Terkait dengan upah yang akan diterima bagi karyawan dapur MBG, lanjutnya, tidak pernah diberi tahu.

Sebab tidak pernah ada dokumen kontrak gaji pekerjaan apakah harian atau bulanan yang akan diterimanya.

"Tidak ada, tidak disebutkan berapa gaji yang akan diterima. Cuma menurut mereka para pekerja ini hitungannya adalah relawan saja," tuturnya.

Baca juga: Viral Menu Ikan Tongkol Program MBG di Nunukan Kaltara Ada Ulat, Kepala BGN: Hoaks

Hal senada juga diungkapkan oleh sepasang suami istri, Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48).

Pasutri warga Desa Pandian, Kecamatan Kota ini berprofesi sebagai pengusaha warung nasi.

Dalam program MBG Sumenep, Farid awalnya bertugas di bagian pemorsian, dan istrinya Wulan, ditugaskan untuk mengolah sayur. 

Farid menjelaskan bahwa relawan di bagian sayur bekerja sejak pukul 01.00 WIB hingga selesai. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved