2.500 KK harus Direlokasi Hingga 10 Orang Tewas, Banjir Sukabumi Diduga Akibat Kerusakan Lingkungan
BNPB sedang mengidentifikasi beberapa opsi lahan relokasi, baik yang berasal dari lahan milik pemerintah provinsi dan daerah
Kemudian di Kecamatan Lengkong, dua titik longsor yang sebelumnya menghalangi jalur utama di Kampung Cibandung telah dibersihkan dan sekarang sudah bisa dilalui kendaraan.
Begitu pula dengan satu titik longsor di Kecamatan Jampang Tengah juga telah dibersihkan dan dapat dilalui dengan aman.
Sementara itu, lanjut Abdul Muhari, satu titik pergeseran tanah di Jalan Kabupaten, Kampung Pasirlaja, Desa Bojong Tipar, yang sempat menghambat perjalanan, kini juga sudah bisa dilewati oleh kendaraan.
Tak hanya itu, jalan yang menghubungkan Palabuhanratu dan Cibareno yang sebelumnya terhalang juga telah dibuka sehingga memungkinkan kendaraan roda dua dan roda empat melintas kembali.
Baca juga: Anggota Polri Bripka Miftahu Rochman Gugur Saat Bertugas Evakuasi Korban Bencana Alam di Sukabumi
"Proses pemulihan jalan-jalan ini merupakan bagian dari upaya lebih luas dalam mendukung pemulihan wilayah yang terdampak bencana, serta memastikan kelancaran distribusi bantuan dan mobilitas warga yang terdampak," kata Muhari dalam Siaran Pers BNPB pada Sabtu (14/12/2024).
Selain itu, tim gabungan penanganan bencana Kabupaten Sukabumi masih terus melakukan pendataan dan assessment di berbagai lokasi.
Ia mengatakan penanganan darurat telah selesai di sembilan kecamatan yaitu Sukaraja, Nagrak, Cicurug, Sukalarang, Parungkuda, Cisaat, Cidahu, Cicantayan, dan Caringin.
"Untuk kecamatan-kecamatan ini, akses jalan, listrik, dan telepon sebagian besar sudah dapat dipulihkan. Sementara itu, penanganan masih terus berlangsung di 30 kecamatan dan 179 desa lainnya," kata Abdul Muhari.
Kerusakan Masif
Data sementara yang dihimpun BNPB hingga Rabu (11/12/2024) pukul 07.00 WIB, dilaporkan sebanyak 20.629 warga terdampak dan 3.464 warga mengungsi akibat bencana tersebut.
Abdul Muhari mengatakan data itu menunjukan peningkatan jumlah warga terdampak sebanyak 10.455 warga dan yang mengungsi bertambah sebanyak 476 warga yang tersebar di 184 Desa, di 39 Kecamatan di Sukabumi.
Abdul Muhari mengatakan perubahan data ini bisa terjadi dikarenakan pergerakan data masih sangat dinamis.
"Dilaporkan sebanyak 1.605 rumah Rusak Ringan (RR), 1.829 rumah Rusak Sedang (RS), dan 2.058 rumah Rusak Berat (RB). Adapun upaya perbaikan dan relokasi masih dalam tahap pendataan," ungkap Abdul Muhari pada Kamis (12/12/2024).
Diduga Akibat Kerusakan Lingkungan
Dilansir dari TribunJabar.id, Direktur Eksekutif Walhi Daerah Jawa Barat, Wahyudin, mengatakan hasil pemantauan citra satelit menunjukkan kehancuran hutan di beberapa kawasan di Sukabumi.
Kehancuran itu diduga kuat diakibatkan aktivitas pertambangan emas dan tambang galian kuarsa.
Rumahnya di Bali Diterjang Banjir, Nana Mirdad Sempat Khawatirkan Kondisi Anak-anaknya |
![]() |
---|
Jamaludin Malik Desak Pemerintah Perkuat Tata Kelola Sampah dan Sistem Peringatan Banjir |
![]() |
---|
Pasokan Listrik di Bali Dijaga Tetap Stabil di Tengah Banjir September 2025 |
![]() |
---|
Banjir Bandang Terjang Bali, Bagaimana Pasokan Listrik? |
![]() |
---|
Update Sepekan Banjir Bandang di Bali & Nagekeo NTT: 23 Korban Tewas, 8 Lainnya Belum Ditemukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.