Selasa, 7 Oktober 2025

Tak Betah Mondok, Santri di Magetan Buat Sandiwara Diculik dan Disekap, Minta Tebusan Rp 2 Miliar

Ada saja ulah satri di Magetan, rekayasa penculikan hingga minta tebusan Rp 2 miliar hanya karena tak bedah berada di ponpes, minta dijemput.

Kompas.com/Sukoco/ist
Ilustrasi penculikan dan Wahyudiono menunjukkan gudang masjid tempat siswa pondok pesantren yang mengaku di culik dan disekap dengan permintaan uang tebusan Rp 2 miliar. Ternyata penculikan pada Minggu (17/11/2024) itu skenario siswa pondok yang mengaku jenuh dan ingin pulang ke rumahnya. 

"Tanda-tanda jenuh anak saya sudah ada karena sering pulang ke rumah lalu kembali ke pondok," ujar orang tua siswa, Suwadi, di rumahnya Senin (18/11/2024).

 

Sandiwara Penculikan dan Penyekapan Santri di Gudang Masjid 

Suwadi mengatakan, dirinya mengetahui ulah anaknya yang mengaku diculik dan disekap di gudang masjid dan minta tebusan Rp 2 miliar, dari tetangganya.

Sang tetangga menerima pesan dari nomor tidak dikenal.

Rupanya nomor yang digunakan untuk mengirim pesan ke tetangga orang tua siswa tersebut merupakan handphone milik teman satu pondok sang pembuat skenario.

"Siapa yang mau nebus Rp 2 miliar. Saya tahunya dari tetangga saya karena kemarin saya di Ponorogo,” ujarnya tersenyum mengingat ulah anaknya.

Baca juga: Polisi Sebut 5 Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Bocah di Cilegon Bisa Dijerat Hukuman Mati

Rohmat, tetangga Suwadi, akhirnya menjemput siswa yang mengaku disekap dan minta tebusan Rp 2 miliar.

Dia menemukan korban tergeletak di gudang masjid seperti pesan di whatsapp yang diterimanya dengan kondisi tangan terikat di depan.

Rohmat mengaku sudah curiga dari awal perihal penyekapan dengan permintaan tebusan Rp 2 miliar tersebut.

Dia yakin itu hanya akal-akalan saja. Setelah dibangunkan, korban diajak pulang.

"Dari awal sudah janggal karena tali yang digunakan mengikat tangan korban longgar dan berada di depan, ditarikpun bisa lepas. Saya temukan tertidur di gudang masjid tersebut," katanya.

 

Informasi Penculikan Santri Hoaks

Semetara Wahyudiono, sekretaris desa setempat, memastikan informasi penculikan di desanya adalah tidak benar.

Korban diduga jenuh berada di lingkungan pondok selama 2 tahun terakhir dan ingin pulang sehingga membuat skenario seolah-olah ada penculikan.

"Anaknya tidak betah di pondok, itu bukan penculikan, itu hanya sandiwara dari anak itu sendiri. Kita imbau untuk tidak langsung percaya dengan berita yang beredar tentang penculikan itu,” katanya.

Ilustrasi penculikan
Ilustrasi penculikan (Freepik)

 

Nasib Santri yang Skenario Penculikan dan Penyekapan di Gudang Masjid

Suwadi memastikan anaknya saat ini sudah kembali belajar di pondok.

Dia menyesalkan ulah anaknya yang telah membuat heboh desanya. "Anaknya sudah kembali ke pondok, kemungkinan pas dia jenuh sehingga membuat drama seperti itu," pungkasnya. (tribun network/kompas.com/TribunJateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved