Jumat, 3 Oktober 2025

Anak yang Lehernya Dijerat Rantai Ibu Kandung Lemas & Ketakutan Saat Diselamatkan Pemilik Kontrakan

Video AF (13), saat lehernya terikat rantai dengan posisi duduk di sebelah pintu sebuah rumah kontrakan viral di media sosial.

Editor: Wahyu Aji
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) JBD (37), ibu yang tega siksa anaknya di Batam saat diamankan pihak kepolisian dan (Kanan) Penampakan rantai yang digunakan oleh pelaku. 

Meskipun dikenal sebagai ibu yang sering mentraktir makanan kepada tetangga, sikap JBD kepada anaknya sangat berbeda.

"Biasanya kita nongkrong di warung ini, dan bisa dibilang setelah selesai mengantar anak sekolah, sambil menunggu pulang kita nongkrong di warung," kata seorang tetangga, Kamis (14/11/2024).

"Kadang jajan kita saja bisa sampai Rp300 ribu. JBD ini yang bayarkan. Dia ini orangnya sangat baiklah," sambungnya.

Sumber menceritakan, dari segi ekonomi meski JBD masih ngontrak rumah, namun dia tak kekurangan. 

''Dia inikan sering juga keluar masuk Singapura. Selain itu, suami sirinya juga kerja pelayaran," kata sumber.

Namun, di balik sikap baiknya, beberapa tetangga mengungkapkan, JBD sering marah kepada AF, terutama saat suaminya tidak ada di rumah.

"Kalau suaminya ada, jaranglah kita dengar JBD ini marah. Kalau pun marah, biasalah anak nakal."

"Cuma sejak suaminya berangkat kerja ke luar, di situlah kadang JBD suka marah sampai keterlaluan," bebernya.

Tanggapan dari Tetangga

F, seorang tetangga yang merupakan orang pertama yang menolong AF, merasa bersalah setelah mengetahui JBD harus mendekam di penjara.

"Saya tidak enak juga, saya jadi merasa bersalah. Soalnya selama ini hubungan saya dengan JBD cukup bagus, bahkan bisa dibilang tiap hari teman ngobrol," ujarnya.

F menceritakan, pada hari kejadian, AF datang ke rumahnya dengan kondisi memilukan.

Saat itu, korban AF berlari ke rumahnya, dengan kondisi badan dililit rantai yang dikunci dan tali rapia warna merah.

JBD kini telah berstatus tersangka dan diamankan oleh pihak kepolisian.

Penanganan Kasus

Kanit Reskrim Polsek Bengkong, Iptu Marihot Pakpahan, menjelaskan bahwa pelaku melakukan tindakan kekerasan karena kesal dengan ketidakjujuran anaknya.

"Hasil pemeriksaan awal menunjukkan demikian, namun kami masih mendalami apakah ada motif lain, termasuk kemungkinan gangguan psikologi," ungkap Marihot pada Kamis, 14 November 2024.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved