Sebelum Tewas Dianiaya, Santri di Kediri Ketakutan dan Minta Tolong ke Ibunya: Sini Jemput Ma
Santri di Kediri tewas usai dianiaya seniornya, sempat kirim pesan ke ibu dan minta dijemput karena takut berada di pesantren.
Usai mendapat laporan, pihak kepolisian lantas melakukan visum terhadap jasad korban di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyuwangi.
Dari hasil visum itu ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.
"Benar ada luka," kata Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andre Vega, Senin (26/2/2024), dilansir TribunJatim.com.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan penyebab luka tersebut.
"Penyelidikan dari Polres Kediri," tambahnya.
Sementara itu, dari hasil penyelidikan Polres Kediri, korban tewas karena aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh rekan sesama santri.
Penganiayaan itu terjadi di lingkungan pesantren dan dilakukan oleh empat orang santri.
Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, pihaknya telah menetapkan keempat santri tersebut sebagai tersangka.
Baca juga: Viral Santri di Malang Setrika Juniornya di Ruang Laundry, Ngaku Emosi Saat Korban Tanyakan Baju
"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut," ujarnya di hadapan awak media, Senin, mengutip Kompas.com.
Adapun identitas keempat tersangka yakni MN (18) seorang pelajar kelas 11, MA (18) pelajar kelas 12, AF (16) asal Denpasar, dan AK (17).
Pihak Pesantren Tak Tahu Korban Dianiaya
Di sisi lain, pihak pondok pesantren awalnya tak mengetahui bahwa korban tewas karena dianiaya seniornya.
Pengasuh Pesantren Al Hanifiyah, Fatihunada mengaku mendapat kabar salah satu santrinya meninggal pada Jumat (23/2/2024).
Sepengetahuan pria yang disapa Gus Fatih itu, korban meninggal karena terpeleset di kamar mandi.
"Saya dikabari (kondisi) sudah meninggal. Dapat laporan itu karena jatuh terpeleset di kamar mandi," ujarnya, Senin.
Fatih pun mengaku tak tahu menahu terkait kejadian penganiayaan yang dialami korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.