Sabtu, 4 Oktober 2025

Yayasan DKK Resmikan Gedung PKBM Sarbini dan Mulai Bangun Proyek Penyedia Air Bersih

Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) meresmikan Gedung PKBM Yayasan Sarbini di Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kompas/ FRANSISKUS PATI HERIN
Kepala Sekolah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Sarbini Ema Hermawati menyerahkan kenang-kenangan hasil karya siswa kepada Ketua Yayasan DKK Gesit Ariyanto. Kenang-kenangan itu disulam dari bahan limbah plastik. 

Berdasarkan hasil peninjauan yang telah dilakukan oleh tim assessment Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dan juga pertemuan terakhir dengan Yayasan Habitat Kemanusiaan Indonesia, disepakati bahwa pada tahap ini, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas akan membantu sebagai pengelola dana yang terkumpul dari hasil donasi pembaca Harian Kompas.

Sedangkan pihak Habitat akan bertindak sebagai implementator program penyediaan air bersih di Kec. Cugenang, Kab. Cianjur di RW. 8, Kampung Keramat yang terdiri dari 223 Kartu Keluarga.

"Selain kebutuhan hunian yang layak, para penyintas gempa membutuhkan akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat."

"Kondisi yang tidak memadai dan rusak karena gempa mengakibatkan sumber air di Kampung Keramat, Desa Sukamulya terkontaminasi dan lokasi akses air yang jauh."

"Semoga rangkaian program penyedia air bersih ini berjalan dengan lancar dan sukses serta memberikan manfaat yang berkelanjutan demi terwujudnya kesehatan dan kehidupan masyarakat yang lebih baik," ujar Direktur Nasional Yayasan Habitat Indonesia Susanto.

Program penyediaan air bersih ini senilai Rp1.200.000.000, dengan jangka waktu pengerjaan proyek sekitar 7 bulan dari tanggal 1 Desember 2023 hingga 30 Juni 2024 dari tahapan survei dan penilaian hingga pelaporan (naratif dan finalisasi).

Program ini diharapkan dapat membantu warga yang kesulitan mendapatkan akses air bersih yang terdampak Gempa segera teratasi.

Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)

Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantropi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia).

DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.

Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin.

Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.

Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.

Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.

Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved