Mahasiswi Undip Meninggal di Gunung Lawu, Tak Enak Badan setelah Bermalam di Pos 5, Mulut Berbusa
Mahasiswi Undip meninggal dunia saat mendaki Gunung Lawu, tak enak badan setelah bermalam di pos 5.
TRIBUNNEWS.COM - Anindita Syafa NK (20), seorang pendaki Gunung Lawu meninggal dunia, Minggu (25/6/2023).
Mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) itu meninggal saat berada di Basecamp Gupak Menjangan Candi Cetho, Gunung Lawu.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis, Anindita meninggal karena hipotermia.
Melansir TribunSolo.com, kejadian bermula saat Anindita bersama 16 teman lainnya melakukan pendakian ke Gunung Lawu via Candi Cetho, Sabtu (24/6/20233).
Ia bersama rombongannya berangkat sekira pukul 07.00 WIB dan tiba di Gupak Menjangan pukul 18.00 WIB.
Setibanya di Gupak Menjangan, Anindita dan rombongan langsung mendirikan tenda.
Baca juga: Mahasiswi Undip Meninggal di Gunung Lawu, Alami Hipotermia di Pos 5, Kini Sudah Dipulangkan
Namun, setelah bermalam di Gupak Menjangan, Anindita merasa tak enak badan.
"Sampai di Gupak Menjangan, itu di atas pos 5 semuanya kumpul di situ, bermalam di situ."
"Paginya itu mau berangkat pagi, dia kok merasa badan tidak enak."
"Akhirnya tidak naik dan ditemani oleh temannya satu di situ," kata Kapolsek Jenawi, AKP Sudirman, Senin (26/6/2023).
Meski sedang tak enak badan, kata Sudirman, nafsu makan korban masih normal.
Korban juga sempat diberi obat oleh temannya, namun kondisinya malah makin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.
"Kalau keterangan saksi mau makan, siang juga mau makan, paginya juga sarapan."
"Korban juga sempat mendapat pertolongan, dikasih obat, dapat bantuan oksigen dari relawan."
"Kondisi badannya semakin memburuk dan tidak tertolong," jelasnya.
Korban diketahui meninggal sekira pukul 13.30 WIB.

Selanjutnya, jenazah korban dievakuasi dan sampai di Puskesmas Jenawi sekira pukul 18.00 WIB.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas puskesmas, korban meninggal karena mengalami hipotermia.
"Meninggal karena hipotermia, karena semalaman di situ, di atas puncak pos 5 mungkin dingin sekali, kondisi dia menurun," terang Sudirman.
Selain itu, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan luka penganiayaan pada tubuh korban.
Namun, saat ditemukan mulut korban dalam kondisi berbusa.
Menurut Sudirman, kondisi itu karena korban menerima pertolongan pertama dengan diberi oksigen semprot.
"Waktu dikasih oksigen yang semprot, keterangan dari puskesmas karena dikasih oksigen semprot, diberi sedikit terus mengeluarkan busa mulutnya," ungkapnya.
Sementara itu, Humas Mahasiswa Pecinta Alam (Wapeala) Undip, Choerud Salsabila mengatakan, korban bukan bagian dari anggota Wapeala.
Saat kejadian, korban sedang mengikuti fun hiking yang diadakan mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin.
Baca juga: Detik-detik Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu: Ditemukan Tak Sadarkan Diri, Mulut Keluarkan Busa
"Benar mahasiswa Undip, tapi korban bukan dari Wapeala."
"Karena Mapala (mahasiswa pecinta alam) yang sedang mengadakan fun hiking di Gunung Lawu pada tanggal 23-25 Juni 2023 adalah Mapala Kompas Undip (kelompol mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin)," ujarnya, dilansir Kompas.com.
Choerud menuturkan, Anindita merupakan salah satu peserta dari kegiatan yang diadakan Mapala Kompas Undip tersebut.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari, Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.