Jumat, 3 Oktober 2025

Dianggap Sering Mengecewakan Warga, Kepala Desa di Sidoarjo Digembok di Balai Desa Selama 6 Jam

dalam video amatir warga, terlihat rombongan polisi yang diduga datang ke Buduran Sidoarjo untuk mengevakuasi kades tersebut.

Instagram/viralkak
Kepala desa (kades) wanita di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, digembok warganya di balai desa selama 6 jam. Hal itu pun viral di media sosial dan ramai menjadi perbincangan. 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Kepala desa (kades) wanita di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, digembok warganya di balai desa selama 6 jam.

Hal itu pun viral di media sosial dan ramai menjadi perbincangan.

Penggembokan itu dilakukan oleh warga diduga karena merasa kecewa dengan sang kades.

Baca juga: Viral Video Pak Kades Meninggal saat Duet Bersama Biduan di Jember, Penyakit Darah Tinggi Kambuh

Kepala desa yang digembok itu adalah Elok Suciati.

Untuk meredam warga dan mengevakuasi kades, polisi pun turun tangan.

Elok Suciati diketahui digembok di balai desa selama 6 jam oleh para warga yang merasa sering dikecewakan olehnya.

Polisi pun turun tangan mengevakuasi kades tersebut, dilansir dari akun instagram @viralkak, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Rumahnya Dieksekusi Karena Terdampak Pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja, Kepala Desa Ini Menangis

Dikutip dari TribunJatim.com, dalam video amatir warga, terlihat rombongan polisi yang diduga datang ke Buduran Sidoarjo untuk mengevakuasi kades tersebut.

Saat itu para polisi tampak mengelilingi Elok.

Warga sempat protes ke polisi yang berusaha mengevakuasi sang kades dari dalam balai desa untuk bisa pulang ke rumahnya.

Dikutip dari Wartakota, seorang warga bernama Supaat menceritakan bahwa ia bersama warga desa lainnya, sejak sore melarang bu kades ini keluar balai desa karena dinilai sering mengecewakan warga.

Khususnya terkait masalah pengurusan program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) Desa Sidokepung.

Menurut Supaat, warga kecewa karena sebagai pemohon, PTSL tidak mendapat pelayanan serius dari perangkat desa setempat. Sebab, kades maupun perangkat desanya dianggap mempersulit warga setiap kali ingin menemui ketua panitia PTSL di balai desa.

"Sejak bulan puasa kita tidak bisa menemui ketua panitia, kades pun tidak mau mendatangkan," kata Supaat, Rabu (24/4/2023).

Menurut Supaat karena dinilai mengecewakan, warga akhirnya menutup balai desa dan menggembok pintu balai desa sehingga bu kades tidak bisa meninggalkan balai desa untuk pulang ke rumahnya.

Baca juga: Lima Kepala Desa di Kabupaten Klaten Mengundurkan Diri Demi Maju Jadi Caleg

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved