Minggu, 5 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Helikopter Belum Bisa Merapat, Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Bisa Dievakuasi Hari Ini

Pratu Miftahul Arifin ditembak KKB Papua setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga

Penulis: Igman Ibrahim
Tribunnews/Igman Ibrahim
Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan. Letjen Bambang Ismawan mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi. Adapun helikopter belum bisa merapat ke lokasi penyerangan KKB Papua. 

Penyerangan tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.

Julius mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi ketika Satgas Yonif Raider 321 sedang mendekati posisi penyandera Philips.

“Dari Satgas (Yonif Raider 321) mencoba menyisir mendekati posisi dari para penyandera (KKB), kemudian ada serangan dari mereka (kelompok kriminal bersenjata),” kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

Akibat penyerangan tersebut, Pratu Miftahul Arifin terjatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter.

Setelah itu, lanjut Julius, terjadi serangan lanjutan dari KKB terhadap Satgas Yonif Raider 321.

“Ketika (prajurit) mencoba untuk menolong (Pratu Miftahul Arifin), mereka) mendapatkan serangan ulang,” ujar Julius.

Julius membantah bila disebutkan ada enam prajurit yang gugur akibat penyerangan susulan itu.

Dia mengatakan, kondisi prajurit lain yang mendapatkan serangan susulan itu masih didalami.

Julius menyebutkan, jenazah Pratu Arifin belum dievakuasi karena kendala cuaca. 

"Kami kesulitan menghubungi (aparat di lokasi) karena kondisi cuaca yang tidak menentu,” kata Julius.

Baca juga: Sosok Egianus Kogoya, Pimpinan KKB Diduga Jadi Dalang Penyerangan Satgas TNI di Nduga

Usai peristiwa ini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kemudian memerintahkan pengerahan “bantuan tempur maksimal”.

“Untuk itu, Panglima TNI (Laksamana Yudo Margono) secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan (mengerahkan) bantuan tempur dengan kekuatan maksimal,” tutur Julius.

Julius mengatakan bahwa lokasi pilot Philips sudah diketahui lokasinya. Operasi pencariannya makin terfokus, tetapi terkendala cuaca.

"Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus. Jadi cuaca, dan ini (cuaca) sangat tidak menentu di Papua,” ujar dia.

“Kemarin kami mencoba untuk berkomunikasi melalui saluran radio juga masih terhambat,” ucap Julius.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved