Selasa, 30 September 2025

Sekeluarga Meninggal di Magelang

Motif Dhio Racun Keluarganya di Magelang: Sakit Hati karena Dibebani Bantu Ekonomi

Dhio mengaku motif dirinya membunuh keluarganya karena sakit hati dibebani untuk membantu ekonomi. Sedangkan kakaknya tidak seperti dirinya.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Dhio mengaku motif dirinya membunuh keluarganya karena sakit hati dibebani untuk membantu ekonomi. Sedangkan kakaknya tidak seperti dirinya. 

Bahkan ada beberapa orang lain yang juga diberi dawet tersebut.

Namun, kata Sajarod, lantaran kadar racun yang rendah maka korban hanya menderita muntah-muntah.

"Sudah mencoba (meracuni korban), tapi kadar racunnya rendah sehingga hanya membuat korban muntah-muntah,"jelasnya.

Rencana Dhio untuk membunuh keluarganya kembali dilakukan pada Senin (28/11/2022) kemarin.

Dhio memasukkan racun sebanyak dua sendok teh ke minuman yang diminum oleh para korban.

Sempat Bantu Evakuasi Korban

Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022)
Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

Seusai meracun keluarganya, Dhio juga sempat membantu mengevakuasi para korban.

Hal ini dilakukannya dengan terlebih dahulu menelepon asisten rumah tangga (ART) keluarga, Sartinah (47).

Sartinah mengatakan bahwa ayah, ibu, serta kakak pelaku tak sadarkan diri dan tergeletak di kamar mandi.

Hal ini diketahui melalui keterangan Sartinah.

Ia mengungkapkan sampai di rumah keluarga tersebut pada pukul 07.30 WIB, Senin (28/11/2022) dan telah menemukan Abas, Riyani, dan Dea telah tergeletak di kamar mandi.

Baca juga: Sekeluarga Tewas di Magelang: Pelaku Suguhkan Kopi Beracun kepada Ayah, Ibu, dan Kakak Kandungnya

Sartinah mengatakan DDS ikut membantu dirinya mengangkat ketiga korban tersebut dan dibawa ke kamar.

Bahkan, DDS pun tidak kabur dan tetap membantu.

"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu (DDS). Gotong semua, terus saya taruh di kasur. Ya, tadi kayaknya masih napas tapi saya tidak tahu, ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga," ujar Sartinah.

Imbas perbuatannya, Dhio dijerat pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jogja/Hari Susmayanti/Nanda Sagita Ginting)

Artikel lain terkait Sekeluarga Meninggal di Magelang

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved