Diancam akan Dibunuh Putrinya, Eti Terpaksa Tidur Bareng Jenazah Cucunya yang Masih Berumur 5 Bulan
Eti mengaku diancam akan dibunuh oleh anaknya jika ketahuan membocorkan informasi jika cucunya sudah meninggal.
Kurun waktu tersebut, Eti menahan diri untuk tidak keluar dari rumah sama sekali.
"Ada diancam dibunuh, iya. Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ujarnya.
Ditanya soal hubungan tersangka dengan sang menantu atau suami tersangka berinisial RI, Eti mengaku tak banyak mengetahui kondisi biduk rumah tangga keduanya.
Eti mengatakan menantunya jarang pulang karena harus bekerja di sebuah perusahaan pelayaran, dan hanya diperkenankan pulang pada akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu.
Eti mengatakan, menantunya juga memiliki kejengkelan yang sama terhadap korban atau anak kedua mereka, mirip seperti istrinya.
Yakni, geram tatkala mendengar suara rengekan dan tangisan dari sang ayi.
Saking jengkelnya, Eti mengungkapkan, sejak anak kedua lahir, atau kurun waktu lima bulan ini, RI tidak pernah sekalipun naik ke lantai dua untuk menengok anaknya sendiri.
Namun kejengkelan RI terhadap anaknya tidak separah istrinya, yang tega memukul berkali-kali sang bayi.
RI terbilang cuek dan tidak pernah mempedulikan ADO.
"Enggak pernah (RI mukul ADO). Cuma Eka aja. RI enggak pernah lihat anaknya. Jarang pulang iya," ungkapnya.
RI dan tersangka Eka, sudah membina rumah tangga kurun waktu lima tahun, dengan status pernikahan siri.
Selama itu, pasutri tersebut dikaruniai dua orang buah hati.
Anak pertama berjenis kelamin laki-laki berinisial EZ berusia kisaran 1,5 tahun, dan anak kedua yang menjadi korban berinisial ADO, berusia lima bulan.
"Enggak senang sama anaknya. RI enggak senang anaknya. Saya enggak tahu (kenapa kok gak senang). Soalnya anaknya si bayi itu nangis terus, Eka dan RI enggak suka, kalau bayi nangis terus," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengatakan, korban ADO dikategorikan sebagai bayi stunting.