5 Fakta Arisan Fiktif di Jawa Tengah, Polisi Buru Penyelenggara hingga Penyebab Orang Tergiur
Polisi mengimbau, masyarakat agar mengetahui identitas perusahaan dan pemilik sebelum mengikuti investasi atau arisan online
Ia menyebut, arisan online bak seperti judi.
Lantaran memaksa member untuk terus ikut dan gampang tergiur oleh pelaku.
"Korban gampang tertipu karena situasi mereka secara psikologi merasa ingin mencoba atau rasa keingintahuan yang tinggi sampai tak terkendali.
Jarang korban merasa tertipu dan berhenti di tengah jalan.
Sadar-sadar sudah merasa tertipu," tuturnya.
Ia menyebut, korban juga tak melihat latar belakang bahkan rata-rata mereka yang terjerat skema arisan online fiktif adalah orang terpelajar dan dari kelas ekonomi menengah.
Ia meragukan korban terjerat penipuan arisan online lantaran kurang referensi.
"Kejahatan ini kan sudah berulang kali banyak diberitakan.
Bukan kurangnya referensi tapi rasa ingin mencoba para korban hingga terjerat," bebernya.
Ia berpesan, kepada para korban untuk lebih mengendalikan diri.
"Teliti sebelum membeli apalagi di masa pandemi," katanya.
Ia melanjutkan, dampak dari terjerat kasus tersebut bisa berdampak tak hanya uang.
Melainkan dampak emosional bahkan kekerabatan jika uang tersebut hasil meminjam.
"Misal korban merasa stres jangan segan cari bantuan.
Minimal curhat sama teman jangan dipendam sendiri," tandasnya. (Iwn)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Korban Penipuan Arisan Online Semarang, Tergiur Untung Ratusan Ribu per Hari