Kamis, 2 Oktober 2025

Warga Cimahi Tolak Swab Tes, Sebut Hanya Akal-akalan dan Tuduh Pemerintah Dapat Ratusan Juta

Pemerintah Kota Cimahi berencana akan melakukan swab tes yang ketiga kalinya terhadap 32 orang warga Kelurahan Karangmekar, Kota Cimahi.

Editor: Miftah
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
TES SWAB - Petugas mobil PCR melakukan tes swab kepada 200 warga Kalirungkut, Medokan Ayu, Tenggilis dan Gunung Anyar di Utara Kecamatan Rungkut, Senin (1/6). Sebanyak 600 warga, Senin (1/6) melakukan pemeriksaan swab dengan 2 tim mobil PCR bantuan BNPB yang melakukan pemeriksaan di 3 tempat (RS BDH, RSI A Yani dan di Utara Kecamatan Rungkut). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM- Pemerintah Kota Cimahi berencana akan melakukan swab tes yang ketiga kalinya terhadap 32 orang warga Kelurahan Karangmekar, Kota Cimahi.

Hal tersebut karena ditemukannya satu orang terpapar positif Covid-19.

Lurah Karangmekar, Nur Efendi saat ditemui Tribun Jabar di Kantor Lurah Karangmekar (23/6/2020) mengatakan, ada 15 orang warga yang menolak untuk di swab tes.

"Masyarakat yang menolak, beralasan bahwa swab tes ini hanya akal-akalan pemerintah."

"Saat kami tanya, mereka bilang bahwa setiap ada pasien yang positif maka pemerintah mendapat uang ratusan juta."

"Saya tanya sumber informasi tersebut, mereka tidak bisa menjawab. Jadi mereka menerima informasi dari media sosial yang tidak jelas," kata Nur Efendi, Selasa (23/6/2020).

Nur Efendi meminta agar warga yang menolak swab, agar membuat pernyataan tertulis, jangan secara lisan.

Akhirnya 15 orang membuat surat dan ditandatangani lalu diserahkan ke Puskesmas Karangmekar.

"Jadi ada tuduhan dari warga, kalau ada orang yang negatif Covid 19 tapi dijadikan positif."

"Mereka juga mengaku kalau stres jika harus diisolasi."

"Sebenarnya mereka terprovokasi dari informasi media sosial yang kebenarannya belum bisa dipastikan," katanya.

Baca: Puan Maharani Pastikan DPR Akan Evaluasi Bansos Corona

Baca: Lebih dari 1.500 Pekerja Rumah Jagal Hewan Terpapar Corona, Jerman Terpaksa Lockdown Lagi Wilayahnya

Baca: WHO Peringatkan Fase Corona Paling Berbahaya, Media Australia Sebut Indonesia Akan Jadi Pusatnya!

Jika ada warga yang stres, sudah ada tim ahli kejiwaan yang disediakan, namun kata Lurah Karangmekar, tidak ada satupun warga yang datang untuk diperiksa kejiwaannya.

Selama proses isolasi, Nur Efendi mengatakan bahwa pihaknya selalu memberikan dukungan seperti makanan, dapur umum dan keperluan pribadi.

Lurah Karangmekar merasa bingung karena warga menolak untuk di swab untuk ketiga kalinya.

Padahal, menurutnya hal tersebut dilakukan untuk men"tracking" penyebaran Covid 19 di wilayah tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved