Virus Corona
Kena PHK, Warga Klaten Jalan Kaki Menuju Semarang Ingin Jual Ginjalnya
Tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya setelah kena PHK, Seorang warga Klaten hendak menjual ginjalnya.
"Tidak perlu seperti itu, dia bisa lapor ke RT/ RW atau lurah/ kepala desa di daerahnya itu sudah cukup. Saya kira Bupati Klaten juga cukup responsif soal ini," tandasnya.
Kalau ada yang kesulitan dan membutuhkan bantuan, ia meminta agar langsung meminta kepada aparat pemerintah setempat.
Apakah ke kelurahan, kabupaten atau bahkan ke provinsi.
"Minta saja bantuan ke pemerintah, atau langsung ke saya. Biasanya ada orang yang minta bantuan ke saya, langsung diverifikasi dan langsung dapat.
Jadi silahkan itu ditempuh, jangan membuat suasana jadi ngeri, orang melihat situasi jadi sengeri ini.
Saya khawatir saja sebenarnya, orang itu belum lapor pada aparat," ucapnya.
Bantuan
Pria bernama Frans Larry Oktavianus (43) warga Dukuh Karangasem, Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Klaten dikabarkan ingin menjual ginjalnya lantaran dirumahkan terdampak corona.
Simpati kepada pria yang akan menjual ginjalnya Frans Larry Oktavianus (43) dari Kabupaten Klaten mulai berdatangan, Minggu (3/5/2020).
Di antaranya dari Kodim 0723/Klaten dan Polres Klaten.
Dua pucuk pimpinan TNI dan Polri di wilayah Kabupaten Klaten itu, yakni Dandim 0723/Klaten Letkol Kav. Minarso dan Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo sambangi rumah Frans di Dukuh Karangasem, Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan.
Dandim 0723/Klaten Letkol Kav. Minarso meminta kepada warga Klaten untuk melapor jika ada yang mengalami kesulitan ekonomi saat pandemi Corona kepada gugus tugas, RT/RW maupun Polsek dan Koramil.
"Kami harap melapor secara berjenjang ada pak RT, RW hingga Koramil, kami usahakan bantuan," kata dia.
Minarso mengatakan bantuan dari Kodim dan Polres Klaten ini merupakan bentuk siap siaga posko mereka.
"Ini bentuk bagian dari ketanggapan posko kami bersama donatur yang ada," ujar Minarso.
Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo bahwa kegiatan pemberian bantuan kepada warga terdampak covid-19 sudah dilakukan sejak awal pandemi, bahkan seminggu bisa 3 kali.