Tragedi Susur Sungai
Kegiatan Susur Sungai di Sleman Berujung Petaka: Kronologi, 9 Siswa Tewas dan 1 Orang Masih Hilang
Akibat peristiwa itu, sembilan orang siswa dinyatakan meninggal dunia, satu masih dalam pencarian
Para siswa pun terbawa derasnya arus. Hingga saat ini Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian.
BPBD imbau kepada para orangtua untuk melapor
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, DIY, Makwan, mengimbau kepada para orangtua siswa SMP 1 Turi Sleman untuk melapor ke petugas jika anak mereka belum pulang pasca-susur sungai.
"Kami juga mengimbau orang tua siswa untuk melapor jika anaknya belum pulang," kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman, DIY, Makwan, seperti dilansir dari Antara.
Makwan juga menjelaskan, saat ini masih proses penacrian terus dilakukan di sepanjang aliran Sungai Sempor.
Bupati Sleman: Kecerobohan sekolah
Ratusan siswa SMPN 1 Turi terseret arus saat melakukan kegiatan pramuka dengan agenda susur Sungai Sempor.
Menanggapi peristiwa itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut, kegiatan itu merupakan kecerobohan pihak sekolah.
Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.
"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di lokasi, Jumat.
Menurut Bupati Sleman, di saat musim penghujan, kegiatan Pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.
"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali," ucapnya.
Gubernur DIY minta pimpinan sekolah bertanggung jawab
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta pihak penyelenggara untuk bertanggung jawa atas peristiwa ratusan siswa SMPN 1 Turi hanyut saat susur sungai.
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan, dengan sangat sedih dan rasa prihatin," ungkapnya seperti dilansir dari Tribunjogja.