Sekda Bantul Sebut Meninggalnya Warga Bambanglipuro Akibat Hipertensi Bukan Rabies
Meninggalnya Yusnita pun sempat memunculkan rumor soal penyebab kematiannya karena penyakit rabies
as nama Agnes dinyatakan sehat DAN diperbolehkan pulang.
Sementara korban atas nama Yusnita dilakukan pemeriksaan intensif.
Sempat diminta opname karena terdeteksi hipertensi namun korban akhirnya memilih pulang.
Tak disangka, keesokan harinya pukul 06.00 WIB, korban yang merupakan pedagang itu meninggal dunia.
Dugaannya, karena krisis Hipertensi.
Baca: Kasus Rabies di Klungkung Bali, Warga Diminta Ubah Cara Pemeliharaan Anjing
Baca: BREAKING NEWS: 5 Warga Kupang Suspect Rabies, Kini Dirawat Intensif di RSUD Klungkung
"Tidak ada tanda-tanda rabies," kata Helmi, menjawab rumor yang beredar di grup aplikasi digital, korban meninggal karena rabies.
Atas kejadian itu, antara keluarga Yusnita dengan keluarga Sukijo, menurut Helmi sudah bertemu dan berembug.
Mereka sudah saling menerima karena menganggap kematian korban merupakan takdir Tuhan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan, Agus Budi Rahardjo menyampaikan, setelah digigit anjing korban sebenarnya sempat dirawat di Rumah Sakit.
Saat pemeriksaan itu, tidak ditemukan adanya dugaan rabies akan tetapi justru ditemukan adanya krisis Hipertensi. Tensi korban, kata dia, sangat tinggi berada diangka 210/130.
Pihaknya menduga, korban meninggal dunia karena krisis Hipertensi tersebut. "Kemungkinan korban ini sudah memiliki riwayat hipertensi dan tidak terkontrol," terangnya.
Apalagi, menurut dia, pasien yang terkena rabies biasanya mengalami masa inkubasi selama 7 - 14 hari, sebelum nantinya virus tersebut dapat menyerang susunan saraf pusat.
Sehingga tidak mungkin, korban yang baru saja tergigit, kemudian keesokan harinya langsung meninggal dunia.
"Terlalu cepat jika disimpulkan, korban meninggal karena digigit anjing," ucap Agus.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kronologi 2 Warga di Bantul Digigit Anjing, Seorang Di Antaranya Meninggal Karena Hipertensi