Kenaikan UMK 2020 Bikin Sejumlah Buruh di Subang dan Karawang Resah, Ini Pemicunya
Kenaikan UMK 2020 memicu sejumlah pabrik hengkang alias memindahkan usaha ke tempat lain yang upah kerjanya lebih murah
Laporan Wartawan Tribun Jabar Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Sejumlah buruh mulai khawatir kehilangan pekerjaan pascapenetapan UMK 2020 di Jawa Barat.
Kenaikan UMK 2020 memicu sejumlah pabrik hengkang alias memindahkan usaha ke tempat lain yang upah kerjanya lebih murah.
Rahmia (23), misalnya, pekerja di sebuah industri di Kabupaten Karawang, mengatakan khawatir pabrik tempat ia bekerja akan ditutup.
Ia sedang menikmati gaji yang mencapai Rp 4,8 juta per bulan tapi cemas tak lagi sama di tahun depan.
Dia dan pekerja lainnya di pabrik tersebut dihantui pemindahan pabriknya ke Jawa Tengah.
Baca: Polisi Belum Temukan Bukti Baru Kasus Perampokan Rp 560 Juta Milik Pengusaha Beras
"Perusahaan aku udah buka pabrik di Jawa Tengah. Sebagian karyawan udah dipindahkan ke sana. Ya, kalau pindah gitu, gajinya UMK sana," katanya.
UMK 2020 Kabupaten Karawang Rp 4.594.324,54, paling besar di Jawa Barat.
Ada kenaikan Rp 360.314,27 dibanding UMK 2019 yang ada di angka Rp 4.234.010,27.
Menurutnya, pemindahan lokasi pabrik ke Jawa Tengah itu membuat banyak karyawan memilih keluar.
"Aku juga kalau dimutasi, pasti ngundurin diri," kata Rahmia.
Baca: Ruas Tol Cipali Bukukan 22 Kali Kejadian Kecelakaan Sepanjang Tahun 2019
Menurutnya, sia-sia saja ada kenaikan UMK 2020 tapi pada akhirnya perusahaan pindah.
"Buat apa gaji gede tapi nantinya harus resign. Jadinya enggak mikirin UMK, mikirinnya ke usaha pabriknya apa mau lanjut apa enggak," katanya.
Serupa di Karawang, sejumlah perusahaan di Subang pun memindahkan lokasi pabrik.
Ketua Forum Pekerja Garmen Jawa Barat, Tarjum, menyebut selama 2019, lima pabrik di Subang pindah dan ribuan pekerja terkena PHK.