Sabtu, 4 Oktober 2025

Pasutri Jadi Anak Punk di Sintang, Ngamen dari Warkop ke Warkop Raup Rp 300 Ribu per Hari

Keputusan Yeti dan suaminya ikut rombongan anak punk dan mengamen karena desakan kebutuhan ekonomi

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO/Kolase/sid
Yeti dan Iyan pasangan suami istri yang turut diamankan bersama belasan anak Punk lainnya oleh Satpol PP berbaris di aula untuk didata 

Keputusan Yeti dan suaminya ikut rombongan anak punk dan mengamen karena desakan kebutuhan ekonomi.

Pasca menikah, mereka tidak punya pekerjaan tetap.

"Saya awalnya kuli bangunan," ujar Iyan.

Himpitan ekonomi yang sulit, kedua pasutri memutuskan untuk mengamen.

Dalam sehari, mereka mampu mengumpulkan uang sedikitnya Rp 100-300 ribu rupiah.

Uang itu dibagi bersama anak Punk lainnya. Mereka mengamen bergantian.

Uang lebih, dikirim ke anaknya di Jungkat untuk keperluan sekolah dan lain sebagainya. "Kemarin kirim 500 ribu," ungkap Yeti.

Yeti dan Iyan mengaku terpaksa menjalani kerasnya hidup dengan tidur belampar beralas kardus bersama anak Punk lainnya.

"Yang penting halal. Tidak curi. Sayang sama uang kalau harus ngontrak rumah," ujar Yeti.

Yeti mengaku sudah mendapatkan panggilan kerja di Ketapang. Dalam waktu dekat dirinya akan pergi ke sana menjemput rejeki.

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Kisah Pilu Pasangan Suami Istri Beranak Dua Pilih Terjun Jadi Anak Punk, Dapat 300 Ribu Per Hari

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved