Sabtu, 4 Oktober 2025

Demo Tolak RUU KUHP dan KPK

Dua Mahasiswa di Kendari Tewas saat Demo, Begini Sikap Jokowi

Aksi demo menolak RUU KUHP dan sejumlah RUU lainnya di Kendari berakhir ricuh dan menewaskan dua orang mahasiswa.

Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Presiden Jokowi mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yakni Randy (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19). 

Dua Mahasiswa di Kendari Tewas saat Demo, Begini Sikap Jokowi

TRIBUNNEWS.COM - Aksi demo menolak RUU KUHP dan sejumlah RUU lainnya di Kendari, Sulawesi Tenggara berakhir ricuh dan menewaskan dua orang mahasiswa.

Korban meninggal yang pertama bernama Randi (21) yang merupakan mahasiswa semester 7 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO).

Menyusul Randi, rekannya bernama Yusuf Kardawi (19), mahasiswa semester tiga dari Fakultas Teknik UHO juga meninggal dunia akibat luka berat yang dialami saat demo di depan Gedung DPRD Kendari pada Kamis (26/9/2019).

Berikut rangkuman tentang demo di Kendari yang berakhir ricuh hingga tewaskan dua orang mahasiswa:

1. Kronologi

Gabungan mahasiswa dari berbagai universitas di Kendari menjalankan aksi demo mulai pukul 11.30 Wita.

Dilansir Kompas.com, awalnya aksi berjalan kondusif hingga Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, Wakil Ketua Nursalam Lada, dan Herry Asiku, keluar dari gedung DPRD untuk menemui massa.

Namun sempat terjadi perbedaan pandangan dari pemimpin mahasiswa di lapangan.

Mereka lalu berinisiatif untuk menyatukan pendapat hingga membutuhkan waktu setangah jam untuk berdiskusi.

Setelah itu mereka lalu naik ke atas mobil tronton untuk melakukan orasi.

Baca: Mahasiswa UHO Kendari Meninggal saat Demo di Gedung DPRD, Ada Luka Parah di Dada Kanan

Hal tersebut direspon Abdurrahman Saleh dan wakilnya yang juga berniat untuk menaiki mobil tersebut.

"Saya mau naik di situ, tapi sebelum naik saya mau dengar aspirasi kalian," ungkap Abdurrahan yang juga Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra tersebut.

Ketua BEM UHO, Maco melakukan orasi, namun disaat yang bersamaan mahasiswa teknik juga berorasi sendiri hingga mengabaikan orasi Maco.

Setelah itu, terjadi desakan dari beberapa organisasi kemahasiswaan untuk tidak menerima Ketua DPRD di jalan, melainkan masuk ke dalam gedung.

2. Mulai Ricuh

Pukul 13.10 Wita, mahasiswa mendesak untuk masuk ke dalam gedung DPRD hingga situasi berubah menjadi tak kondusif.

Para anggota DPRD masuk ke dalam gedung dan pihak kepolisian langsung menutup pagar, bentrokan pun pecah.

Mengutip Kompas.com, aksi pelemparan batu oleh mahasiswa dibalas semprotan water canon pihak kepolisian dari dalam gedung.

Para mahasiswa justru semakin terpancing dan menyerang polisi, melempari petugas menggunakan batu.

Bahkan, beberapa bangunan gedung DPRD dan sejumlah motor staf dewan terbakar.

Baca: Bamsoet Minta Kepolisian Usut Tewasnya 2 Mahasiswa di Kendari

3. Dua Mahasiswa Tewas

Akibat kerusuhan itu, dua mahasiwa dinyatakan meninggal dunia, yakni Randi (21) dan Yusuf Kardawi (19)

Randi dilarikan ke Unit Gawat Darurat RS Dokter Ismoyo dalam keadaan kritis pada pukul 15.30 Wita dan dinyatakan meninggal pukul 15.45 Wita.

Kompas.com melaporkan, Dokter Yudi Ashari yang menangani Randy di Rumah Sakit Ismoyo Kendari, Kamis (26/9/2019) malam mengatakan korban mengalami luka parah di bagian dada.

"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam. Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata dokter Yudi Ashari

Kakak korban saat tiba di UGD menangis histeris saat mengetahui adiknya meninggal dunia.

Bahkan, ia sempat pingsan dan tidak bisa berdiri lagi, dan beberapa orang kerabatnya menggandeng kakak dari almarhum Randi.

Selain Randi, seorang mahasiswa lain, Yusuf Kardawi (19), semester tiga dari Fakultas Teknik UHO juga meninggal setelah menjalani perawatan serius di RS Bahteramas.

Yusuf mengalami luka parah di kepala bahkan hinggga menyebabkan dirinya koma.

Awalnya Ia dilarikan ke RS Ismoyo Kendari, namun karena kondisi luka yang cukup serius, ia lalu dirujuk ke RSUD Bahteramas Kendari.

Direktur Utama RSUD Bahteramas Sjarif Subijakto mengatakan, korban mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar 4 sampai 5 sentimeter. 

Namun, belum dapat dipastikan benturan yang menyebabkan luka di kepala mahasiswa D3 itu dari benda tajam atau benda tumpul.

“Diagnosanya itu dia banyak terkena benturan laporan dari teman-teman. Posisi lukanya beda-beda, cukup banyak, sekitar lima,” kata Sjarif, Kamis (26/9/2019) malam.

Baca: Usut Meninggalnya 2 Mahasiswa Kendari, Kapolri Bentuk Tim Investigasi Gabungan

4. Respons Jokowi

Atas kejadian tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan duka cita yang mendalam.

Jokowi mengaku telah mendapat laporan atas meninggalnya dua mahasiswa saat unjuk rasa di Kendari.

"Ananda Randi meninggal dunia karena luka tembak saat berlangsungnya demo dan ananda Yusuf meninggal setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit," kata Jokowi dalam wawancara yang disiarkan KompasTV.

Presiden telah memerintahkan lepada Kapolri untuk tidak melakukan tindakan represif dalam mengamankan aksi unjukrasa.

Sebab menurutnya, kegiatan menyampaikan pendapat telah dijamin dalam konstitusi.

Lebih lanjut, Ia telah memerintahakan kepada institusi Polri untuk melakukan investigasi terkait kematian dua mahasiswa tersebut.

"Saya perintahkan juga agar menginvestigasi seluruh jajarannya karena yang disampaikan Kapolri kepada saya, tidak ada perintah apapun dalam rangka demo ini membawa senjata. Jadi ini akan ada investigasi lebih lanjut," kata dia.

Baca: Legislator Golkar Prihatin Dua Demonstran Meninggal di Kendari

5. Wakapolri Kunjungi Kendari

Menyikapi peristiwa tersebut, Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto akan berangkat ke Kendari pada Jumat (27/9/2019) sore.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan, hadirnya petinggi Polri merupakan bentuk keseriusan Polri dalam mengusut kasus ini.

Iqbal juga mengungkapkan bahwa Polri telah membentuk tim investigasi untuk kasus tersebut.

Ia menyampaikan, Polri turut menyesali insiden tersebut, dan Ia juga berharap agar kejadian serupa terulang kembali.

"Bapak Wakapolri akan berangkat ke Kendari dan akan melakukan tindakan-tindakan kepolisian, baik berupaya untuk membuat terang insiden ini, maupun melakukan tindakan-tindakan preemtif, berdialog, silaturahmi," ujar Iqbal di gedung Humas Mabes Polri, dikutip Kompas.com.

Baca: Keluarga Korban Tewas Demo Kendari Minta Polisi Tanggung Jawab: Kami Mengutuk Keras Tindakan Ini

6. Mabes Polri Turunkan Tim

Mananggapi peristiwa tersebut, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim dari Mabes Polri.

Ia mengatakan pihaknya akan mendalami dan mengusut kejadian tersebut guna memastikan ada tidaknya pelanggaran hukum.

"Sudah kami turunkan tim dari Mabes Polri. Untuk mendalami dan mengusut kejadian tersebut," ujar Listyo Kamis (26/9/2019) dikutip Tribunnews.com.

Karo Penmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan dalam penanganan unjuk rasa, polisi tidak dibekali dengan senjata api maupun peluru tajam.

Pihaknya akan terlebih dulu mendalami penyebab tewasnya Randi dan Yusuf.

"Kebijakan Polri dalam mengawal dan mengamankan aksi unras (unjuk rasa) personel Polri tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam. Hanya water canon, gas airmata dan tameng sebagai pelindung diri untuk menghadapi para perusuh," kata Karopenmas dikutip Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Tio/Kompas.com/KikiAndi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved