Minggu, 5 Oktober 2025

Kisah Wanita Tangguh di Pedalaman Long Suluy Berau: Jadi Nelayan Hingga Menambang Emas pun Dilakoni

Non Ce, wanita Dayak Punan, Kampung Long Suluy juga mengakui, tidak jarang dirinya turun menyelam mencari emas.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Kaltim/Geafry Necolsen
Non Ce menunjukkan butiran emas yang didapatnya dari Sungai Long Suluy, sebagian lagi dia beli dari penambang emas di kampungnya. Mayoritas wanita-wanita di kampung ini menjadi penyelam untuk mencari emas di dasar sungai. TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN 

Yohanes, salah satu penambang emas menuturkan, dalam kultur masyarakat Dayak Punan, tidak ada perbedaan tugas dalam mencari nafkah.

"Kadang saya yang menyelam mencari pasir, kadang juga istri saya. Kebanyakan perempuan yang menyelam, karena badan mereka gemuk-gemuk," ujar Yohanes.

Tubuh besar, menurut mereka lebih mudah menyelam dan tidak terseret arus dan yang pasti memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar.

Dia mengungkapkan, baru-baru ini warganya menggunakan kompresor sebagai alat pernafasan.

"Dulu kami tidak pakai kompresor, satu kali tarikan nafas untuk cari pasir. Kalau habis (nafas) naik lagi. Begitu terus," jelasnya.

Non Ce menunjukkan butiran emas yang didapatnya dari Sungai Long Suluy, sebagian lagi dia beli dari penambang emas di kampungnya. Mayoritas wanit-wanita di kampung ini menjadi penyelam untuk mencari emas di dasar sungai. TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Non Ce menunjukkan butiran emas yang didapatnya dari Sungai Long Suluy, sebagian lagi dia beli dari penambang emas di kampungnya. Mayoritas wanit-wanita di kampung ini menjadi penyelam untuk mencari emas di dasar sungai. TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN (Tribun Kaltim/Geafry Necolsen)

Bakri, Ketua RT 1 Kampung Ling Suluy membenarkan, semua warganya menjadi pemburu emas.

"Termasuk istri saya. Dia juga menyelam. Pernah sekali waktu dia dapat emas sebesar ini," kata Bakri sambil menunjukkan ujung ruas jari kelingkingnya.

Bahkan, istrinya tercatat sebagai pendulang emas terbanyak di kampungnya.

"Dia dapat sampai 1 ons emas," kata Bakri yang dibenarkan oleh warganya.

Sayangnya, kultur masyarakat Dayak Punan yang tidak banyak bicara kalau dianggap tak perlu, membuat Tribunkaltim.co kesulitan mewawancarai mereka.

"Ibu-ibu di sini pemalu," kata Bakri.

Namun tidak ada satu pun yang menyangkal ketangguhan para wanita di kampung ini.

Menurut Bakri, justru para wanitanya yang lebih tangguh mencari emas.

"Mungkin karena mereka perempuan, matanya lebih jeli melihat emas," selorohnya.

Baca: Fashion Jan Ethes Saat Hadiri Upacara HUT ke-74 RI, Pakai Sepatu Merk Gucci Harganya Jutaan

Baca: Anggota Paskibra Alor Pingsan Usai Terjatuh Saat Panjat Tiang Perbaiki Tali Pengerek Bendera

Baca: Riset Indonesia Indicator: Susi Pudjiastuti Menteri Termasyhur dan Paling Berpengaruh di Twitter

Non Ce, wanita Dayak Punan, Kampung Long Suluy juga mengakui, tidak jarang dirinya turun menyelam mencari emas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved