Kasus Mutilasi
Kasus Mutilasi di Ogan Ilir Terungkap, Ini Kronologi, Pengakuan Tersangka, dan Reaksi Istri Korban
Kasus pembunuhan dan mutilasi di Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan akhirnya terungkap.
Sebelum pembunuhan terjadi, Ibrahim pun ditawari imbalan.
Baca: Pengacara Penyerang Hakim Harus Dihukum Seberat-beratnya
Baca: Tiket Murah ke Kuala Lumpur, Mulai dari Rp 485 Ribuan
Namun tawaran imbalan tersebut ditolaknya karena merasa takut.
"Saya bilang mau mengawasi saja, tidak ikut membunuh," ujarnya.
Ibrahim pun mengaku menyesal dengan perbuatannya.
Ia pun meminta maaf kepada keluarga korban dan memohon ampun kepada Yang Maha Kuasa.
"Saya harap teman-teman menyerahkan diri saja. Ada tiga orang yang membunuh. Kami berempat, saya hanya mengawasi," ujarnya.
Reaksi istri korban
Mardiah mencoba kuat, saat mengikuti rekonstruksi kasus pembunuhan disertai mutilasi yang menewaskan suaminya, Karoman (40).
Kepada wartawan, Mardiah mengaku kesal dengan pelaku yang telah menewaskan suaminya.
Setelah suaminya meninggal dunia, ia mengaku kesusahan karena Karoman merupakan tulang punggung keluarga.
"Selama ini Karoman itu lah yang menghidupi kami. Sekarang kami susah, beruntung masih banyak yang membantu kami," ujarnya saat diwawancarai, Rabu (17/7/2019).
Baca: Banyak Nama Sosok Muda Potensial Gantikan Tri Rismaharini, Pengamat: Harus Ada Daya Kejut
Baca: Potret Diandra Marsha Shafiera, Keponakan Maia Estianty yang Lulus ITB Kurang dari 3 Tahun
Ia mengaku tak bisa tidur kala mengingat pelaku lain masih berkeliaran di luar.

Apalagi sampai saat ini, kepala dan kedua tangan korban belum ditemukan meski satu tersangka telah diamankan Polres Ogan Ilir.
"Kembalikan kepala dan tangan suamiku. Aku belum menganggap Karoman mati kalau kepala dan tangannya belum ketemu. Kami mau tanamkan (kuburkan) bersama badannya yang telah ditanam lebih dulu," tegasnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia meminta kepada pelaku lain, untuk menunjukkan lokasi dimana tangan dan kepala Karoman yang dimutilasi itu dibuang.