Nurhasanah Pingsan Saat Diberi Kabar Suaminya Tewas di Tangah Adik Ipar
Lelaki ngumpul mengaji di rumah Pak Haji tiap malam Jumat. Kalau ibu - ibu tiap hari Senin," beber Haerul.
TRIBUNNEWS.COM -- Rumah bercat warna hijau bergradasi putih di RT 04 / RW 01 Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang menjadi saksi bisu kegetiran Nurhasanah (40).
Nurhasanah adalah istri Haji Yahya (56), guru ngaji yang dibunuh Sarjaya alias Jaya, adik iparnya sendiri.
Nurhasanah batinnya menjerit tak terima suaminya, Haji Yahya, dibunuh pada Selasa (2/7/2019) kemarin.
Bahkan ironisnya, sang pelaku merupakan adik iparnya sendiri yakni Surjaya (63).
Pria yang akrab disapa Jaya ini tega menebas leher Haji Yahya lantaran rasa sakit hati yang mendalam.
Lelaki berusia 63 tahun tersebut ingin rujuk kembali dengan Mulyanah adik dari pemuka agama itu.
Namun, niatnya tak direstui Haji Yahya dan berujung pada pembunuhan.
Baca: Akselerasi Ekspor, Kementan Ekspor Perdana Edamame ke Belanda Menggunakan Sertifikat Elektronik
Baca: Jadi Sopir Bus Listrik Ternyata Harus Miliki Sertifikat dari Kemenhub
Baca: Tanggulangi Kekeringan, Kementan Optimalisasi Irigasi dan Pompanisasi
Baca: 205 Orang Sudah Mendaftar Sebagai Capim KPK Hingga Pagi Ini
"Saya enggak tahu kejadiannya. Dapat kabar dari warga, suami saya sudah tergeletak banyak darah di belakang rumah," ujar Nurhasanah terlihat wajahnya pucat pasi saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Rabu (3/7/2019).
Perempuan yang mengenakan hijab dan berpakaian serba hitam itu tampak lemas.
Dan terkulai lemah terbaring di ruang tamu.
"Saya langsung pingsan saat diberitahu kabar itu," ucapnya terdengar bernada pilu.
Perasaan Nurhasanah pun sangat terpukul dengan tragedi berdarah ini.
Terlebih korban harus berpulang meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil.
Baca: VIDEO - Lionel Messi Cuma Jalan Kaki saat Brasil Beri Tekanan ke Argentina
Baca: Sempat Dibilang Mirip Angelina Jolie, Bibir Wanita Ini Ternyata Bengkak karena Gigitan Serangga
Baca: Reaksi Anies Baswedan Namanya Masuk Daftar Capres Potensial 2024
"Anak saya ada lima, masih kecil-kecil. Paling besar masuk pesantren," kata Nurhasanah tampak muram.
Pengajian