Pasutri di Tasikmalaya yang Live Adegan Ranjang Depan Anak SD Melarikan Diri, Ini Kata Psikolog
asangan suami istri ES (24) dan LA (24) di Tasikmalaya memiliki 'bisnis' yang meresahkan warga Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.
"Saat ini anak-anak belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut. Tapi menurut pengakuan seorang anak katanya ada bayar pakai uang dikisaran Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu, pakai rokok, atau mi instan," ucap Ato Rinto.
Terkait adanya paksaan menonton adegan ranjang, Ato Rinto mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.
Saat ini, KPAID Kabupaten Tasikmalaya menyelidiki motif pasutri yang mempertontonkan adegan ranjang kepada bocah SD.
Ato Rinto mengatakan fokus utama pihaknya adalah pemulihan psikis korban.
Kini keberadaan pelaku belum diketahui secara pasti.
Pasutri tersebut dikabarkan melarikan diri setelah aktivitas seks menyimpang mereka terendus warga.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan psikolog Anjali Chhabria, seperti dikutip dari Tribunnews.com, menonton adegan mesum atau adegan seks suami istri, dapat menggangu perkembangan anak dan identitas.
Disebutkan, mengetahui tentang seks melalui pornografi dapat merusak pikiran anak dan memberi ide yang tidak sehat tentang seks.
Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka mengharapkan kehidupan seks mereka menjadi serupa dengan pornografi yang mereka tonton.
Selain itu, ini dampak buruk pornografi pada anak setelah dewasa yaitu dapat mendorong anak untuk bertindak seksual terhadap anak-anak lainnya.
Anak-anak sering meniru apa yang mereka lihat, baca, atau dengar.
Studi menunjukkan, paparan pornografi dapat mendorong anak-anak untuk bertindak secara seksual terhadap anak yang lebih muda, baik saat masih remaja maupun dewasa.
Selama periode kritis tertentu masa kanak-kanak, otak anak sedang diprogram untuk orientasi seksual.
Selama periode itu, pikiran berkembang tentang bagaimana orang akan terangsang dan tertarik.
Paling penting bagi orang tua adalah bersikap terbuka tentang topik pornografi dan seks, mereka harus bebas untuk mendiskusikan dan membawa topik tersebut dengan anak-anak mereka.