Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita Warga Pekalongan Jalan Kaki dari Aceh sampai Papua Selama 19 Tahun

Sutiyo menceritakan pengalamannya selama 19 tahun bertualang dengan jalan kaki dari Aceh ke Papua.

Editor: Hasanudin Aco
(TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)
Pak De Sutiyo saat melintas di Kota Pekalongan, Minggu (16/6/2019). 

Cerita lain datang dari Amiruddin.

Sebelumnya, nama Amiruddin atau akrab disapa Amir jalan kaki dari Medan ke Banyuwangi mendadak viral  beberapa waktu lalu.

Kisah Amir jalan kaki dari Medan ke Banyuwangi demi untuk bersujud di kaki sang ibu mendapat banyak  perhatian dari masyarakat, terutama orang-orang yang wilayahnya dilalui oleh Amir.

Kabar mengenai Amiruddin sempat dibagikan oleh akun Mamas Jonny pada sebuah grup di Facebook, Rabu (23/1/2019).

Amiruddin (43), pria yang mengaku jalan dari Sumatera Utara untuk menemui sang ibu yang berada di Banyuwangi.
Amiruddin (43), pria yang mengaku jalan dari Sumatera Utara untuk menemui sang ibu yang berada di Banyuwangi. (Facebook Informasi Banyuwangi)

Dalam unggahannya, Mamas Jonny tak hanya membagikan kondisi terkini Amiruddin, namun juga potret pria paruh baya yang masih melakukan perjalanan untuk dapat bertemu sang ibu.

Namun, tak lama kemudian Amiruddin terbukti telah berbohong.

Nyatanya, Amir tidak memiliki keluarga di Banyuwangi dan ibu kandungnya yang bernama Nurasiyah masih tinggal di Desa Mangga Dua, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, Sumatera Utara.

Permintaan maaf tersebut disampaikan lelaki kelahiran Mandailing, 11 November 1975 di Balai Desa Ketapang, Sabtu malam (26/1/2019).

"Sebenarnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya merasa bersalah kepada relawan se-Indonesia. Sebenarnya tidak ada yang saya tuju di Banyuwangi. Saya hanya berjalan kaki dari Sumatera hingga ke Banyuwangi selama dua bulan lebih untuk nazar jika sembuh dari sakit," katanya.

Selain itu, dia juga menjelaskan, selama melakukan jalan kaki, ia mendapatkan bantuan sekitar Rp 25 juta dan Rp 49 juta yang dia simpan ke rekening pribadinya.

Rencananya, uang tersebut digunakan untuk usaha setelah pulang ke kampung halamannya.

Sesuai dengan KTP yang dipegang, Pak Amir tercatat tinggal di Dusun III KP Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara, dengan pekerjaan wiraswasta dan status perkawinan belum kawin.

"Tapi selama jalan kaki saya tidak meminta bantuan, termasuk tidak meminta untuk dikawal oleh para relawan. Saya  minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Sekarang saya hanya ingin pulang ke kampung saya," jelasnya.

Amir mengaku niat awal jalan dari Sumatera hanya untuk menjalankan nazar selepas sakit, namun dia tidak menyangka banyak orang yang bersimpati kepadanya dengan memberikan bantuan.

Ia menyebutkan, Desa Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, sebagai tujuan perjalanan karena dia pernah memiliki teman kerja yang berasal dari Banyuwangi.

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved