Depresi Karena Dibully dan Dilecehkan Siswa, Siswi SMP di Pekanbaru Malah Diancam Oleh Sekolah
Diduga dibully dan alami pelecehan seksual oleh teman laki-laki, area sensitifnya dipegang, siswi SMP di Pekanbaru Riau depresi dan jatuh sakit.
P2TP2A Pekanbaru bisa membantu pemulihan trauma psikologi yang korban alami ketika sudah melapor.
Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru Herlia Santi meminta pihak keluarga LP (12) siswi korban pelecehan seksual dan bully di salah satu sekolah di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru segera melapor ke P2TP2A Pekanbaru.
"Segera laporkan ke kami, kami akan bantu pulihkan trauma psikologi korban tersebut," ujar Herlia Santi kepada Tribunpekanbaru.com pada Senin (18/3/2019).
Herlia mengatakan, bully dan pelecehan yang dialami oleh LP dipastikan menimbulkan trauma yang mendalam.
Trauma tersebut, kata Herlia, akan menyebabkan korban tidak ingin sekolah, mengurung diri dalam kamar, bahkan bisa mengalami depresi berat.
"Setelah kami mengumpulkan data dari korban, kami juga akan memanggil pihak sekolah untuk mengetahui seperti apa peran sekolah terhadap kasus tersebut," ujar Herlia Santi.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Muzailis sangat menyayangkan adanya informasi pelecehan seksual, bully dan ancaman yang terjadi di kawasan sekolah.
Ia berjanji akan segera memanggil Kepala SMP Negeri 39 Pekanbaru.
Apalagi informasinya, LP mendapat ancaman dan perkataan yang kurang etis dari pihak sekolah.
"Kepseknya akan kami panggil untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya, apakah benar ada intimidasi atau ancaman dari pihak sekolah," ujar Muzailis.
Muzailis juga menyarankan agar orangtua LP segera melaporkan dugaan pelecehan seksual dan bully yang dialami anaknya ke pihak kepolisian.
Sebab, masalah bully dan pelecehan seksual tersebut sudah masuk ke ranah hukum pidana.
"Baiknya laporkan ke pihak kepolisian saja, sebab itu sudah masuk dalam ranah hukum," ujarnya.
Sementara itu, Nawari, S.Pd bagian kesiswaan SMP Negeri 39 Pekanbaru menyatakan, pihak sekolah memang sudah melakukan pertemuan dengan keluarga korban.
"Sudah mendiskusikan apa sebenarnya yang terjadi. Alhamdulillah, ada titik temunya. Kami juga baru tahu, pas orangtua korban datang. Maka akan kami selesaikan segera," ujar Nawari.