Kamis, 2 Oktober 2025

Gempa di Sulteng

Kisah Haru Anggota Basarnas Kehilangan Istri Setelah Bertugas Bantu Korban Gempa di Palu

Saat diperintahkan ke Palu, Frits menolak dengan alasan sedang menunggui istrinya sakit, namun justru istrinya yang memintanya untuk berangkat

Editor: Sugiyarto
Dokumen Pribadi Alfrits Rottie
Pasangan Alfrits Rottie dan Devita Purnamasary Muhidin 

TRIBUNNEWS.COM, PALU - Alfrits Rottie, anggota Basarnas Gorontalo sedang sibuk melakukan misi kemanusiaan terhadap korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, tiba-tiba mendapat kabar istrinya masuk rumah sakit.

Sabtu (13/10/2018) misi berakhir, Alfrits sudah di Gorontalo pada Minggu pagi.

Namun, menjelang Maghrib, Devita Purnamasari Muhidin, istrinya menghembuskan nafas terakhir.

Devita Purnamasari Muhidin yang akrab dipanggil Vita baru setahun dinikahi Frits.

Vita merupakan pengajar di Politeknik Gorontalo.

Ia juga dikenal sebagai penyanyi di Gorontalo Inovasi Choir bagian sopran, sebuah kelompok seni ternama di Gorontalo.

“Saat diperintahkan ke Palu, Frits menolak dengan alasan sedang menunggui istrinya sakit, namun justru istrinya yang memintanya untuk berangkat, istrinya bilang masyarakat Sulawesi Tengah lebih membutuhkan, kalau istrinya masih ada keluarga yang menjaga,” kata M Rizal, Kepala Seksi Sumber Daya Basarnas Gorontalo, Selasa (16/10/2018).

Baca: Hasil Seleksi Administrasi Penerimaan CPNS 2018 Diumumkan, Begini Cara Ceknya

Perjalanan misi kemanusiaan Alfrits Rottie dan tim Basarnas Gorontalo ke Palu dilakukan melalui perjalanan darat pada malam pascagempa 7.4 magnitudo dan tsunami, Jumat (28/9/2018).

Dalam tim tersebut Alfrits membawahi 16 orang yang kemudian bergabung dengan tim Basarnas dari daerah lain di Palu.

Di sini seluruh anggota Basarnas berkoordinasi dalam satu komando operasi.

Saat menangani Hotel Roa Roa, Direktur Operasional Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji memerintahkan Alfrits sebagai komadan tim.

Di sinilah dedikasi Alfrits terlihat.

Ia memimpin tim yang berhasil mengevakuasi selamat seorang wanita di dalam reruntuhan beton, Fitri Leonika Riani.

“Mereka menggunakan chipping hammer untuk masuk dalam reruntuhan beton, mereka membobol beton dengan cara berbaring, sangat sempit, bahkan memutar badan saja tidak bisa,” kata M Rizal.

Saat evakuasi Hotel Roa Roa membutuhkan tim yang lebih spesifik, Alfrits dan tim kemudian ditarik ke kawasan Petobo yang mengalami likuifaksi.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved