Gempa di Sulteng
Kisah Haru Anggota Basarnas Kehilangan Istri Setelah Bertugas Bantu Korban Gempa di Palu
Saat diperintahkan ke Palu, Frits menolak dengan alasan sedang menunggui istrinya sakit, namun justru istrinya yang memintanya untuk berangkat
Mulai pagi hingga sore dihabiskan dengan istrinya.
Usai salat Dzuhur, Vita meminta ayahnya untuk mengumandangkan adzan dan iqamat di sampingnya.
Menjelang sore, Vita meminta suami dan ayahnya untuk segera shalat Ashar di masjid rumah sakit.
Sepeninggal kedua lelaki yang dicintainya itu, Vita kemudian meminta adik bungsunya untuk membaca Al-Quran di sisinya.
Usai shalat Ashar, Alfrits dan mertuanya kembali ke ruang perawatan dan melihat adik Vita masih mengaji.
Mereka pun merasakan Vita tertidur lelap di samping adiknya.
Namun saat itu sebenarnya Vita benar-benar tidur panjang, wanita penyabar ini dipanggil Sang Khalik selamanya.
Alfrits dan keluarga terpukul atas kepergian Vita, namun mereka mengikhlaskan.
Bagi mereka ketentuan Tuhan adalah yang terbaik bagi semuanya, tugas Vita di dunia sudah usai.
Termasuk mendampingi Alfrits sebagai istri yang hanya 13 bulan.
Rescuer ini bersedih, ia kehilangan separuh nyawanya, kehilangan istri hebat yang selama ini memberi penyemangat dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Vita telah pergi selamanya, meninggalkan kenangan indah.
Hari-hari yang dilaluinya bersama Alfrits sangat memesona, tercermin dari ungkapan-ungkapan percakapan pesan di WhatsApp yang dikirimnya.
“Vita memang aktif, dia mengajar, kuliah di program pascasarjana, menyanyi di berbagai kegiatan hingga ikut paduan suara internasional,” kata Nur Syarhijjah Bone, salah seorang kerabatnya.
Nur Syarhijjah Bone menjelaskan, almarhumah Vita belum dikarunia anak, usia pernikahan baru masuk 13 bulan.